Sejak tahun 2000, ia pun berkeliling dunia memperdalam karakter universal dari praktik seni dan pengetahuan mancanegara.
Proses perjalan saya selama 30 tahun, telah banyak berpameran tunggal untuk mempresentasikan karya-karya dan seni pertunjukannya di Indonesia, Belgia, Prancis, Amerika Serikat dan Singapura.
Bahkan telah banyak siswa, komunitas dari mancanegara yang turut bergabung dengan saya untuk sharing ilmu seni dan budaya yang saya wadahi dalam komunitas ART SPIRIT ACADEMIC,” ungkapnya.
“Ketika saya sebagai seniman kontemporer tribal art karena selalu membuat karya patung-patung figur, parang bergaya primitif, biasanya dibuat dengan bahan media kayu, logam meteorit dalam proses penciptaan yang khas,” ujarnya.
Menurut Toni Kanwa, proses berkarya adalah sebuah ritual, media kayu adalah bahan yang dapat menerima sentuhan langsung artistik.
Media kayu dan logam adalah sebagai wahana ekspresi ataupun konsekuensi dari sebuah proses penemukan esessi ‘Enjoy Spirit’ spiritual sang seniman.
“Begitu pula saya melakukan proses berkarya media logam meteorit, sebagai bahan logam yang membutuhkan penanganan khusus, sangat kompleks dalam tahapan proses berkaryanya seperti kerjanya para empu pembuat keris jaman dulu,” tuturnya.