Sedangkan jadi atlit itu luar biasa harus bisa mengontrol emosi dan beliau dari OR itu jadi kenal banyak orang serta karakternya juga berbeda. Kang Wawan selalu mengevaluasi dirinya sendiri.
Dalam pingpong kan harus bisa pasang strategi agar bisa menang dalam pertandingan dan karakternya itu terbawa ke dalam karya-karyanya yang sudah beliau pamerkan ke seantero dunia.Itu yang kita perlu banyak belajar dari Pa Wawan. Kehadiran Pa Wawan ini jadi hadiah Ulang Tahun bagi FSRD Universitas Kristen Maranatha, “ katanya haru dan bangga.
Kenapa kehadiran Prof. Setiawan Sabana sangat disambut gembira oleh FSRD Universitas Kristen Maranatha, ternyata usut punya usut beliau kini memang sudah resmi jadi Guru Besar FSRD Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Hal ini keterangan Ketua Panitia Pelaksana Pameran, Ariesa Pandanwangi sekaligus dosen tetap Prodi Seni Rupa Murni FSRD dan Ketua Bidang Riset LPPM Universitas Kristen Maranatha.
“Pa Wawan kini sudah tercatat jadi Guru Besar di sini. Beliau diusulkan rektor kami, bahwa ada profesor seni rupa yang sudah pensiun, lalu ditawarkan ke fakultas dan kami tangkap peluang itu, ““ ujarnya bangga.
Bu Esa juga mengatakan pameran ini merupakan rangkaian acara Dies Natalis FSRD Universitas Kristen Maranatha yang dikelola Jurusan Seni Rupa Murni.
Semua karya seniman yang dipamerkan, kata Esa, merespon tema yang diusung Kang Wawan “Nusantara- Tenis Meja dan Kemanusiaan”, “ Ada yang merespon tentang Nusantaranya, ada juga yang merespon tentang tenis mejanya, jada semua karya yang berjumlah 61 karya dari 8 perguruan tinggi itu disatukan, “ terangnya.
Sementara itu Syakieb A. Sungkar seniman dan kolektor yang sengaja datang dari Jakarta untuk melihat guru dan istrinya (Ana Sungkar ) berpameran mengatakan, pameran ini adalah salah satu bentuk ekpresi Kang Wawan sendiri serta teman-teman dan murid-muridnya baik yang masih mahasiswa maupun yang sudah sarjana.