JURNAL SORENG – Bagaimakah sikap para salafus shalih terhadap Al Qurann? Berikut sebagian kisahnya.
Muhammad bin Wasi’ berkata, “Al Quran adalah taman bagi orang yang makrifat. Di manapun mereka memasukinya, mereka akan merasa terhibur.”
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Pengemban Al Quran harus bisa dikenali di malam hari ketika manusia tertidur lelap, di siang hari ketika manusia berbuka.
Dengan kesedihannya ketika manusia bersuka cita, dengan tangisnya ketika manusia tertawa, dengan diamnya ketika manusia berbaur, dan dengan kekhusyukannya ketika manusia bersikap angkuh.
Baca Juga: KULTUM RAMADHAN: Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qasidin: 8 Bencana Akibat Perkataan, Apa Saja?
Seorang pengemban Al Quran harus bisa menangis, bersedih, bijaksana, penyantun, pandai, dan pendiam.
Seorang pengemban Al Quran tidak boleh sombong, lalai, suka membuat onar, suka berteriak, dan bertangan besi.”
Abul Aliyah berkata, “Pelajarilah Al-Qur’an tiap lima ayat. Itu akan mudah anda ingat. Karena Jibril ‘Alaihis Salam menurunkannya lima ayat lima ayat.”
Ketika Utsman bin Affan terbunuh, istrinya berkata, “Kalian membunuhnya. Padahal ia menghidupkan malam ini dengan Al-Qur’an dalam satu rakaat.”