JURNAL SOREANG - Mendirikan shalat lima waktu merupakan suatu kewajiban atau keniscayaan dari Allah, apabila melanggarnya berarti telah meyimpang dari fitrahnya.
Konsekuensinya, orang yang meninggalkan shalat, berarti dalam posisi menzalimi diri sendiri sehingga ia dalam situasi kehidupan yang tidak damai, resah, takut, dan bermasalah.
Lakukanlah shalat dengan konsisten sampai ajal tiba, akan dirasakan ketenteraman. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya.
Baca Juga: Apakah Meniru Kesuksesan Orang Lain Termasuk Dengki? Ini Jawaban Ustaz Aam Amirudin
Abu Hurairah ra berkata, saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, "Bagaimanakah pendapat kamu kalau ada sebuah sungai di muka pintu salah seorang di antara kamu, dan ia mandi di sungai itu setiap hari lima kali. Apakah masih tertinggal kotorannya?"
Jawab sahabat, "Tidak," Rasulullah menambahkan, "Maka demikianlah shalat lima waktu Allah menghapus dengannya dosa-dosa." (HR. Bukhari dan Muslim)
Shalat merupakan media untuk menyucikan diri (penyucian lahir dan batin) dari dosa-dosa, merasakan kedamaian dan ketenteraman serta mendamaikan lingkungan sekitar.
Baca Juga: Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Akan Masuk Surga? Ini Penjelasan Ustaz Aam Amiruddin
"Baralah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar.