Network
JURNAL SOREANG- Kulit mangga akan dibuang ketika kita mengupas mangg. Namun siapa sangka kulit mangga ternyata menjadi bagian solusi untuk mengatasi tumpahan minyak dengan cara yang ramah lingkungan.
Hal tersebut menurut hasil studi peneliti Australia. Studi yang hasilnya dipublikasikan belum lama ini oleh University of South Australia.
Para peneliti menunjukkan ekstrak kulit mangga bisa mengurai racun dalam lumpur minyak melalui oksidasi, membersihkan tanah dari racun dan melarutkan besi.
Baca Juga: Jarang Diketahui, Ini 12 Manfaat Jeruk Purut Bagi Kesehatan Tubuh Kita
Biruck Desalegn Yirsaw, ketua peneliti dalam proyek itu, mengatakan, dia membuat nanopartikel menggunakan kulit mangga yang sudah dikeringkan, ditumbuk, direbus dan disaring, serta mencampurnya dengan klorida besi, dan berhasil menghilangkan 90 persen toksin dari pada tanah yang terkontaminasi racun.
Ekstrak itu juga membersihkan 99 persen kromium toksik pada air yang terkontaminasi, menghadirkan solusi ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk mengatasi tumpahan minyak.
Tanah terkontaminasi saat ini ditangani menggunakan boron hidrida atau dibiarkan tercemar. "Kulit mangga kaya senyawa bioaktif, sehingga masuk akal kalau besi nol valent dari kulit mangga bisa lebih ampuh untuk proses oksidasi," kata Yirsaw seperti disitat ANTARA baru-baru ini.
Baca Juga: Cecep Darmawan: Pandemi Harus Dilihat dari Sisi Positif. Covid-19 Jangan Dianggap Musibah
Dia menambahkan, partikel nano besi kulit mangga bekerja amat sangat bagus, bahkan lebih baik ketimbang kerja sintesis kimia dalam menghilangkan lebih banyak cemaran dalam lumpur minyak.
