Lebih jauh Rafani mengatakan, salah satu tanda mulai panasnya perbedaan faham dan pilihan bisa tecermin dari media sosial.
MUI Jabar bersyukur karena pada Pemilu 2024 ini mulai berkurang stempel kepada golongan tertentu yakni kadal gurun atau kadrun dan cebong atau kampret.
"Kini istilah itu sudah mulai berkurang. Alhamdulillah politisasi agama juga tak segencar seperti saat pemilihan gubernur DKI Jakarta," katanya.
MUI Jabar, kata Rafani, membebaskan tiap ulama secara individual untuk menyalurkan aspirasinya di partai atau capres/cawapres tertentu.
"Kalau secara pribadi silakan saja masuk partai atau mencalonkan diri jadi calon wakil rakyat. Tapi jangan membawa nama MUI," ujarnya.
Diharapkan dengan alim ulama ikut dalam politik bisa mewarnai dunia politik dan pemerintahan agar lebih memperhatikan masyarakat luas.
"Karena ada dua kelompok yang menentukan kemajuan sebuah bangsa. Yakni Umara atau pemerintah dan ulama," katanya.