LDII Jabar Persiapkan Kaderisasi Pemimpin dan Generasi Profesional Religius

- 1 November 2021, 04:58 WIB
Untuk mencetak kaderisasi pemimpin, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Barat mengadakan Pelatihan Kepemimpinan Organisasi bagi Pemuda dan Pengurus Organisasi se-Jawa Barat, Minggu 31 Oktober 2021.
Untuk mencetak kaderisasi pemimpin, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Barat mengadakan Pelatihan Kepemimpinan Organisasi bagi Pemuda dan Pengurus Organisasi se-Jawa Barat, Minggu 31 Oktober 2021. /LDII JABAR/

“Perbedaan ini menjadi sebuah kekayaan, Anda bayangkan apabila kita semua sama. Alangkah membosankannya Indonesia, Karena kita tahu, perbedaan apa pun kita dengan saudara sebangsa kita, kita adalah satu Indonesia,” paparnya menjelaskan secara daring dari Konsulat Jenderal (Konjen) RI di New York.

Lebih lanjut Farhan mengajak generasi muda untuk memberikan sumbangsih kepada bangsa baik jiwa dan pikiran.

Baca Juga: Prof. Dr. KH. Miftah Faridl : LDII Berkontribusi dalam Perjuangan Ekonomi Umat

Sumbangsih ini bukan berarti semua harus menjadi pemimpin, namun bisa berkarya dan membantu pembangunan di Indonesia melalui berbagai macam bidang.

“Saat ini Indonesia dipercaya menjadi pemimpin 20 negara terkaya di dunia atau G-20. Ini terwujud karena keyakinan kita. Apa pun latar belakangmu, ketika harus membaktikan kepada bangsa atau sumbangan fungsi sosial, maka kita harus siap. Keberadaan LDII juga mempunyai nilai sosial dan generasi mudanya berpotensi memimpin bangsa,” harapnya.

Sementara itu, Plt Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora, Drs. Imam Gunawan, MAP mengatakan, pemuda mempunyai enam dimensi menguntungkan. Pertama, dimensi filosofis sebagai generasi dan pemimpin berikutnya.

Baca Juga: Hari Santri Nasional 2021, Ini yang Dilakukan LDII Jabar

Kedua, dimensi demografis, dengan 24% dari jumlah penduduk Indonesia adalah para pemuda, usia 16-30 tahun.

Ketiga, dimensi potensi berupa minat, talenta, kreativitas, inovasi dan penguasaan teknologi.

Keempat, dimensi problematika berupa pengangguran, perilaku destruktif, dan partisipasi.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah