Hasil Riset IDAI, Kasus Terkonfirmasi Positif Covid pada Anak Terbanyak ada di Jawa Barat

- 26 September 2021, 19:37 WIB
Ilustrasi covid-19.
Ilustrasi covid-19. /Pexels/cottonbro

JURNAL SOREANG - Hasil riset yang dilakukan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) diketahui, kasus anak terkonfirmasi COVID-19 terbanyak ada di Jawa Barat.

Namun untuk kasus kematian anak akibat COVID-19 tertinggi di Jawa Tengah.

IDAI melakukan studi retrospektif terhadap 37.706 kasus anak terkonfirmasi COVID-19. Angka tersebut diperoleh dari laporan kasus COVID-19 pada anak yang dirawat dokter anak yang tergabung dalam IDAI selama Maret-Desember 2020.

Hasil laporan riset IDAI, menunjukkan 10 daerah di Indonesia dengan kasus anak terkonfirmasi COVID-19 terbanyak, yakni Jawa Barat dengan angka 10.903 kasus, Riau (3.580), Jawa Tengah (3.108), Sumatera Barat(2.600).

Baca Juga: Raja Brunei Darussalam, Sultan Hassanal Bolkiah Punya 7000 Mobil Mewah Koleksi Pribadi

Selanjutnya Kalimantan Timur (2.033), Jawa Timur (1.884), Bali (1.524), Sumatera Utara (1.448), DI Yogyakarta (1.275), dan Papua (1.220).

Sementara kasus kematian anak terkonfirmasi COVID-19 terbanyak, yaitu Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.

Berdasarkan data tersebut, untuk usia anak-anak terkonfirmasi COVID-19 yang ditangani dokter anak, angka kematian tertinggi pada anak usia 10-18 tahun (26 persen), diikuti 1-5 tahun (23 persen), 29 hari- kurang dari 12 bulan (23 persen), 0-28 hari (15 persen), dan 6
tahun sampai kurang dari 10 tahun (13 persen).

Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Prof. Dr. dr. Aman B Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon) dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Minggu 26 September 2021, penelitian tersebut merupakan gambaran data terbesar pertama kasus COVID-19 anak di Indonesia pada gelombang pertama COVID-19.

Baca Juga: Ini Kekayaan Sultan Hassanal Bolkiah Penguasa Brunei Darussalam

"Angka kematian yang cukup tinggi adalah hal yang harus dicegah dengan deteksi dini dan tatalaksana yang cepat dan tepat," katanya seperti dilansirkan Antara.

Sementara Sekretaris Umum Pengurus Pusat IDAI dr. Hikari Ambara Sjakti, Sp.A(K) menuturkan, angka kematian kasus atau case fatality rate (CFR) COVID-19 pada anak di Indonesia, yakni 522 kematian dari 35.506 kasus suspek (CFR 1,4 persen), dan 177 kematian dari 37.706 kasus terkonfirmasi (CFR 0,46 persen).

Laporan hasil riset IDAI itu menyebutkan, CFR COVID-19 anak di Indonesia tersebut jauh lebih tinggi dibanding di negara lain, seperti Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa, kemungkinan karena kapasitas pemeriksaan (testing) yang rendah sehingga banyak kasus yang tidak terdeteksi.

Penyebab kematian anak akibat COVID-19 terbanyak dikarenakan faktor gagal napas, sepsis/syok sepsis, serta penyakit bawaan (komorbid).

Sedangkan komorbid terbanyak pada anak COVID-19 yang meninggal adalah malnutrisi dan keganasan, disusul penyakit jantung bawaan, kelainan genetik, tuberkulosis (TBC), penyakit ginjal kronik, celebral palsy, dan autoimun. Sementara 62 anak meninggal tanpa
komorbid.***

Editor: Sam

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah