Eddy menjelaskan, hal ini tentu disesuaikan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan sesuai dengan prosedur yang ada.
“Pemerintah Kota Bandung melalui Dispora selalu memperhatikan hal ini, karena ada nilai-nilai budaya tersebut tidak boleh sampai punah. Untuk melestarikan kebudayaan kita dan kita pun berkolaborasi dengan berbagai pihak,” jelasnya.
Baca Juga: Pelaku Pemukulan Terhadap Penyandang Disabilitas yang Viral di Medos Terancam 2 Tahun Penjara
Ditemui di tempat yang sama, Sekretaris Umum KPOTI, Kamaludin menuturkan, untuk menggeliatkan kembali permainan dan olahraga tradisional di Kota Bandung, sudah dilakukan sosialisasi baik online maupun offline.
“Sosialisasi online dilakukan melalui aplikasi Zoom kepada para orang tuanya agar mereka sadar permainan tradisional itu harus dilestarikan. Untuk offline-nya, kita datang langsung ke sekolah. Kita berikan salah satu alatnya, lalu dicoba oleh guru dan siswa,” ungkap Kamaludin.***