Begini Bahayanya Bila Salah Fahami Ajaran Agama, Kepala BNPT: Merasa Mati Syahid Meski Tumpahkan Darah Saudara

24 Mei 2023, 11:02 WIB
Kepala BNPT Komjen Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si, dalam sarasehan dai dan daiyah.di Hotel Pullman Kota Bandung, Rabu 24 Mei 2023 /Istimewa /

JURNAL SOREANG- Kepala BNPT Komjen Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si, menegaskan pemahaman ajaran agama yang salah termasuk ajaran Islam bisa berbahaya.

"Kelompok itu merasa paling benar sendiri bahkan mengafirkan kelompok lain karena salah memahami Islam," kata Komjen Pol Rycko Amelza.

Dia menambahkan, jalan syahid dengan melakukan bom bunuh diri juga  ditempuh dengan alasan mati syahid.

 

"Faham ini bukan menebar kasih sayang seperti diajarkan Islam rahmatan Lil aalamiin. Faham ini tak cocok bagi bangsa Indonesia bahkan di dunia," katanya.

Untuk menangani faham menyimpang baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri, kata Rycko, tidak lah mudah sehingga semua komponen bangsa harus turun tangan.

"BNPT dalam pelaksanaan program deradikalisasi menggunakan metode yakni perubahan pemahaman memakai tokoh agama, ulama termasuk mantan napiter yang sudah bertaubat," katanya.

Baca Juga: MUI Pusat Prihatin dengan Berkembangnya Pemahaman yang Menyimpang, Berikut Contohnya yang Kini Viral

Selain itu, pendekatan kesejahteraan juga harus ditempuh karena tak sedikit yang masuk memasuki kelompok radikal dengan alasan ekonomi.

Terakhir melalui pencabutan akar dari masalah radikalisme ini dimulai dari keluarga khususnya anak-anak dan generasi muda.

Rycko mengungkapkan hal ini dalam acara yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yakni sarasehan bersama dai dan Daiyah yang dihadiri ratusan orang di Hotel Pullman Jln. Diponegoro Kota Bandung.

Acara pada Rabu 24 Mei 2023 dihadiri pengurus MUI Jabar, MUI kabupaten dan kota, ormas-ormas Islam dan badan otonomnya maupun ikatan dai di Jawa Barat.

 

Acara dihadiri staf khusus Menag Dr. H. Nur Zaman, Ketua Umum MUI Jabar Prof. Dr. H. Rachmat Sjafei, Kepala Kanwil Kemenag Jabar H. Ajam Mustajam, Wakapolda Jabar, dan para deputi BNPT.

Sedangkan Nur Zaman menyatakan, Kemenag memiliki komitmen kuat untuk melakukan pencegahan terorisme karena Indonesia mendapatkan tantangan serius.

"Sebab muncul pelaksanaan agama yang ekstrem atau melebihi batas yang ditentukan oleh ajaran agama itu sendiri," katanya.

Baca Juga: BNPT Gelar Sarasehan Bersama Dai dan Daiyah, Berikut Pesan dari Pemprov Jabar

Selain itu, munculnya kelompok eksklusif yang merasa paling benar sendiri, sedangkan kelompok lainnya adalah tidak benar.

Fakta lainnya adalah muncul organisasi tertentu yang memiliki pandangan yang tidak sesuai dengan Islam yang pertengahan atau moderat.

"Kemenag sudah membuat aplikasi ustaz kita untuk gerakan pencegahan aksi terorisme apalagi sebagian besar masyarakat Indonesia percaya dengan tokoh agama," katanya.***

 Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang FB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler