Hajatan Sastra Persembahan Rumah Koclak di Perpusda Ciamis Berlangsung Meriah, Begini Pendapat Para Peserta

26 Maret 2022, 11:17 WIB
Komunitas literasi 'Rumah Koclak' menggelar bedah buku dengan tema 'Hajatan Sastra' pada hari Sabtu 12 Maret 2022 di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Perpusda) Jalan Galuh I No 2, Kabupaten Ciamis, Sabtu 12 Maret 2021. /Azmy Yanuar Muttaqien

JURNAL SOREANG - Komunitas literasi 'Rumah Koclak' menggelar bedah buku dengan tema 'Hajatan Sastra' pada hari Sabtu 12 Maret 2022 di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Perpusda) Jalan Galuh I No 2, Kabupaten Ciamis, Sabtu 12 Maret 2021.

Selain Rumah Koclak yang diinisiasi pasangan suami istri sastrawan Toni Lesmana dan Wida Waridah, Hajatan Sastra juga didukung oleh Sakola Motékar, Sweetcity Movement, Forum TBM Ciamis, dan pegiat literasi lainnya di Ciamis.

Hajatan Sastra ini membedah dan mendiskusikan enam buku antologi puisi dalam bahasa Sunda dan Indonesia karya penyair muda dari berbagai Kota dan Kabupaten di Jawa Barat yang belum dikenal secara luas.

Keenam buku itu adalah 'Hujan di Pajaratan' karya Arif Ayih Abdillah (Bandung), Kalangkang Ringkang karya Ari Andriansyah (Sumedang), dan Tubuh Perempuan karya Farra Yanuar (Bandung).

Baca Juga: Penerbit Trubadur dan Public Enemy Books Luncurkan Buku Puisi 'AKHEIRON' Karya Rifki Syarani Fachry

Kemudian ada buku puisi penyair muda Ciamis 'Akheiron' karya Rifki Syarani Fachry, sementara dari Kota tetanngga ada 'Saripati Hidup dan Mati' karya Zulkifli Songyanan (Tasikmalaya), dan Lawang Angin karya Deri Hudaya (Garut).

Adapun buku-buku itu dibahas oleh Fahmi Farid Purnama (Filsuf dan Dosen IAI Darussalam), Dian Hartati (Sastrawan dan Dosen UNSIKA), dan Ridwan Hasyimi (Aktor Teater dan Esais) dengan peserta yang hadir mencapai 40 orang lebih dan kebanyakan mahasiswa.

Lantas kenapa buku-buku itu yang dipilih untuk dibedah ? Rupanya karena buku-buku ini adalah karya generasi muda di dunia sastra yang belum banyak diketahui dan perlu diperkenalkan ke publik.

Hal ini disampaikan Ketua Rumah Koclak sekaligus kepala panitia Hajatan Sastra, Wida Waridah (39) "Penyair atau sastrawan tua kan udah banyak yang tau jadi udah selesai gak usah dibahas, nah kalo buku karya anak muda kan perlu dikenalkan," jelasnya.

Baca Juga: JELANG RAMADHAN, Sudah Benarkah Niat Puasa Kita? ini Penjelasan Ustaz Dziqri Shidiq

"Harapannya melalui Hajatan Sastra bisa mengenalkan para penyair muda ini dan bukunya yang dibahas, umumnya kepada publik Ciamis dan khususnya kepada para pegiat literasi," imbuhnya kemudian.

Di sisi lain, lewat Hajatan Sastra ini Wida Waridah mengaku ingin kembali menggelar event sastra di Ciamis yang sempat lama vakum akibat pandemi Covid-19.

"Rumah Koclak itu Januari 2019 lalu pernah bikin Kemah Sastra di Astana Gede Kawali. Acara itu selama 3 hari membahas banyak buku, ada cerpen, puisi, fiksi mini dan lain-lain pokoknya semua genre dibahas dari berbagai penulis," ungkapnya.

Sayangnya ketika pandemi Covid-19 menghantam, kelanjutan Kemah Sastra yang sedianya digelar lagi pada tahun 2020 terpaksa dibatalkan. Barulah di Maret 2022 ketika pandemi melonggar dan vaksin mulai merata, Rumah Koclak kembali berkegiatan lagi.

Poster Hajatan Sastra Rumah Koclak

"Makannya kita bikin Hajatan Sastra, sebuah konsep yang sama dengan Kemah Sastra yaitu membedah buku tapi dengan durasi yang lebih pendek, efektif, dan mematuhi protokol kesehatan juga," jelasnya.

Mengenai pemberian judul acara Hajatan Sastra, Wida Waridah pun memiliki alasan kocaknya sendiri. "Supaya meriah aja, kan biasanya kalo hajatan suka ada yang nyambungan (menyumbang) ya siapa tau ya kan?," bebernya sembari tertawa.

Peserta Hajatan Sastra, Jesinta Moza Mustika (22) dari Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, IAI Darussalam Ciamis pun memberikan kesan dan pendapatnya tentang acara ini.

Mahasiswi Prodi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir itu menyebut Hajatan Sastra sebagai event yang menarik, ia mengaku bahwa wawasannya seputar dunia sastra telah bertambah, khususnya tentang puisi.

Baca Juga: Keanu Reeves Terjebak Dua Dunia, Sinopsis Film The Matrix Revolution Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini

"Kita diajak untuk menikmati pikiran yang unik dari para penyair dalam melihat realitas yang dihayatinya lalu dituangkan dalam bait bait puisi, bagiku sangat asyik dan menyenangkan. Semoga semakin banyak lagi acara sastra di Ciamis," tuturnya.

Hal senada disampaikan Ade Ridwan Hidayat (21) kawan satu kampus Jesinta di IAI Darussalam. Ade mengaku bahwa dirinya adalah orang awam dan bukan juga bagian dari komunitas sastra tapi ia nyaman untuk mengikuti Hajatan Sastra.

"Dengan pembedah-pembedah buku yang luar biasa dari penyair yang hebat membuat saya sebagai orang yang gak ngerti puisi jadi ingin terjun juga ke dunia sastra," tuturnya.

Berbeda dengan Jesinta dan Ade, Ratna Aisiyah Andriati (21) Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Bahasa Indonesia Universitas Galuh itu menyebut bahwa awalnya Hajatan Sastra berlangsung kurang seru.

Baca Juga: 10 wasiat penting dari Imam Syahid Hasan Al-Banna, No 5 Susah Dilakukan Semua Orang

"Saya asli Cilacap Jawa tengah dan tidak mengerti bahasa Sunda, jadi ketika pembicara membedah buku puisi berbahasa Sunda yaitu Hujan di Pajaratan karya Arif Ayih Abdillah dan Kalangkang Ringkang karya Ari Andriansyah ya saya gak paham," ungkapnya.

Tapi semuanya berubah ketika pembicara selanjutnya membahas buku Tubuh Perempuan karya Farra Yanuar. Selain karena berbahasa Indonesia, sebagai perempuan, Ratna merasakan banyak hal yang relate dengan dirinya di buku itu.

"Sikap, perilaku, perasaan, dan sosok perempuan tuh kek gini banget loh jadi lebih asik dan mudah dipahami, buku Tubuh Perempuan karya Farra Yanuar itu sangat menarik," tandasnya.

Melihat apresiasi publik yang positif, Kepala Dinas Perpusda Ciamis, Dondon Rusdiana siap memfasilitasi acara sastra lainnya yang akan digelar Rumah Koclak setelah Hajatan Sastra.

Ketua Rumah Koclak sekaligus kepala panitia Hajatan Sastra, Wida Waridah menyerahkan buku kepada Kepala Dinas Perpusda Ciamis, Dondon Rusdiana pada hari Sabtu 12 Maret 2022 di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Perpusda) Jalan Galuh I No 2, Kabupaten Ciamis, Sabtu 12 Maret 2021. Azmy Yanuar Muttaqien

"Rumah Koclak adalah bagian dari kemitraan kita, jadi jika mau menggelar acara sastra atau kegiatan lainnya yang mendorong perkembangan literasi di Ciamis tentu saja In Shaa Allah akan selalu kita fasilitasi," jelasnya.

"Kita hanya bisa memfasilitasi buku dan sarananya, seperti tempat disini dipakai ya tentu saja kita sangat senang sekali," imbuhnya kemudian.

Hingga saat ini, dinas yang terletak bersampingan dengan gedung DPRD Kab. Ciamis ini memiliki sejumlah fasilitas yang sangat memadai, di antaranya Aula, Ruang Audio Visual, Ruang Baca, Ruang Referensi, Ruang Anak, dan lain sebagainya.

Ketika disinggung terkait acara Hajatan Sastra yang sedianya digelar di Ruang Audio Visual tapi mendadak dipindahkan ke Ruang Aula, Dondon pun membeberkan alasannya.

Baca Juga: Keseruan Ciamis Zine Fest 2021 Acara Literasi Unik dan Inspiratif di Kafe Sitdownkopi, Begini Kata Pengunjung

"Sebenarnya karena masalah non teknis, sekarang di Ciamis tren Covid-19 sedang tinggi, bahkan mau naik ke level 3. Jadi bukan karena saya tidak mau memfasilitasi Hajatan Sastra di Ruang Audio Visual tapi karena kondisi yang memaksa," tuturnya.

"Kalo acara ini ketahuan pihak Satgas Covid Ciamis jadi saya yang kena masalah, karena sesuai aturan harusnya satu ruangan itu diisi oleh kapasitas hanya 50 persen saja," tambahnya kemudian.

Terakhir, Dondon berharap Rumah Koclak bisa menularkan kegiatan literasi dan sastranya juga kepada kelompok lain, bukan hanya kelompok yang minoritras saja.

"Hajatan Sastra ini keliatanya kebanyakan hanya mahasiswa saja pesertanya, mudah-mudahan saja nanti kedepannya semoga masyarakat di sekitar juga jadi sasaran literasi Rumah Koclak," tuturnya.

Baca Juga: Komunitas Sweetcity Movement Rayakan 3 Tahun Pergerakan Positif di Ciamis, Begini Kisah Sepak Terjang Mereka

Selain merekatkan kemitraannya, Dinas Perpusda Ciamis juga siap menjalankan program "silang layang" dengan Rumah Koclak.

"Jadi 3 bulan sekali kita akan pasok buku ke Rumah Koclak kemudian bukunya ditarik kembali dan diganti dengan yang baru supaya tidak jenuh dan monoton," pungkasnya.

Selepas kegiatan di Disperpuska berakhir sekitar pukul 13.00 WIB, rangkaian Hajatan Sastra hari pertama bergeser tempat ke Warung Djambansari, sebuah kafe di lingkungan Jambansari, Ciamis. Acara yang dimulai sekitar puku 19.30 ini diberi nama Puisik (Puisi dan Musik).

Hari berikutnya, Puisik berpindah ke Namless, kafe di kawasan Jl. Jend. Sudirman, Ciamis. Malam itu, deklamator kawakan Ciamis, Didon Nurdani membaca beberapa puisi karya Rifki S. Fahri. Selain Didon, tampil pula Rifani, Willy Fahmi Agisa, Deri Hudaya, Rifki S. Fahri, Mufidz Ath-Thoriq, dan beberapa orang lainnya membacakan puisi.

***

Editor: Azmy Yanuar Muttaqien

Tags

Terkini

Terpopuler