Masjid Al Jabbar Gedebage, Kota Bandung, Kondisinya Mangkrak? MUI Pertanyakan Dananya

15 Maret 2021, 15:23 WIB
Sekum MUI Jabar, Rafani Achyar bersama dengan komunitas bsepedanya berfoto di depan Masjid Al Jabbar Gedebage yang pembangunannya mangkrak.*** /Istimewa/

JURNAL SOREANG- Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar, Ustaz HM Rafani Achyar, mempertanyakan dua masjid besar yang menyandang nama Al Jabbar ternyata dalam kondisi mangkrak pembangunannya.

Padahal, alokasi dana cukup besar untuk membangun kedua masjid itu dengan kondisi yang dibiarkan setahun terakhir ini.

"Setiap akhir pekan, saya menyalurkan hobi gowes Tau bersepeda  bersama komunitas. Kali ini tepatnya Sabtu 13 maret 2021 , objek yang dituju adalah Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang terletak di kawasan Gede Bage Kota Bandung," kata Ustaz Rafani saat dihubungi, Senin 15 Maret 2021.

Baca Juga: Masjid-masjid Muhammadiyah Diimbau Menambah Awal Waktu Subuh 8 Menit, Ikuti Keputusan Majelis Tarjih

Tidak jauh dari lokasi GBLA, berdiri sebuah bangunan besar yang agak unik dan antik dikelilingi oleh kolam air yang cukup luas.

"Inilah  Masjid Al Jabbar yang peletakkan batu pertamanya pada 29 desember 2017 oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat yang  ketika itu Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar," ucapnya.

 Masjid ini dibangun di atas danau buatan, sehingga sering disebut masjid terapung Gedebage yang   rencananya akan dilengkapi dengan beragam fasilitas untuk kegiatan dakwah Islam.

Baca Juga: Remaja Masjid Jabar Perlebar Sayap dengan Menyeleksi Calon Pembina

"Bahkan katanya akan ada Museum Nabi Muhammad, Museum Asma ul husna dll. Biayanya bersumber dari APBD Jawa Barat tahun 2017, jumlahnya diperkirakan mencapai Rp600 miliar hingga Rp1 triliun, direncanakan akan diresmikan pada tahun 2020 ketika rampung keseluruhan bangunannya," katanya.

Nama Al Jabbar diambil dari salah satu di antara 99 Asmaul Husna, yang artinya Maha Gagah dan Maha Kuasa.

"Karena begitu gagahnya masjid ini baik arsitektur bangunan  maupun nama yang disandangnya, ditambah promosi yang cukup inten oleh gubernur yang sekarang, Kang Emil, maka ramai dibicarakan bahwa masjid ini akan menjadi ikon baru Kota Bandung sekaligus menjadi objek wisata religius," katanya.

Gambaran yang begitu indah dan agung seperti yang diceritakan tadi, pupus semuanya ketika Rafani bersama komunitas goweser lewat di halaman Masjid Al Jabbar dan berfoto bersama di halaman. 

Baca Juga: Remaja Masjid Diminta Aktif di Medsos dan Perbanyak Postingan Positif, ini Tujuannya

"Ternyata pembangunannya sudah terhenti entah dari kapan. Sisa-sisa material berserakan di sudut sudut halaman. Kolam yang konon menjadi keunikan khas Masjid ini, airnya keruh dan banyak sampah," katanya.

Keindahan arsitektur bangunan   yang dibangga- banggakan hanya bagus bila terlihat dari kejauhan, tapi bila kita menyaksikan dari jarak dekat tak ubahnya seperti seonggok batu besar yang sedang meratapi nasib yang tak menentu.

"Proyek mangkrak dengan biaya ratusan miliar seperti  itu pastilah mengundang tanda tanya besar di masyarakat.   Mengapa pembangunan bisa terhenti, siapa sebetulnya yang bertanggungjawab? Mengapa  gubernur tak lagi gencar mempromosikan seperti sebelumnya?  Mengapa DPRD Jawa Barat juga diam?  Akan banyak lagi pertanyaan pertanyaan lainnya," katanya.

Baca Juga: Ramai, Pemilihan Ketua Umum MUI Jabar, Rachmat Sjafei Jadi Ketua Umum MUI Jabar Kembali

Bila tidak segera dijelaskan ,  masyarakat bisa berspekulasi  macam macam.
"Kewajiban pemerintah untuk menjelaskan masalah ini lalu menyelesaikan masjid agar bisa segera dipakai untuk ibadah maupun wisyaa relijius," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler