Network
JURNAL SOREANG – Jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh Tenaga Kerja Indonesia atau TKI di Arab Saudi, salah satunya yakni sopir.
Tak sedikit TKI yang bekerja di Arab Saudi sebagai sopir, baik itu di rumah pribadi warag Arab Saudi maupun di perusahaan atau toko-toko.
Sakah satu TKI bernama Jaya, mengaku sudah bekerja selama 15 tahun menjadi sopir di Arab Saudi.
Baca Juga: Idul Adha 2022: Catat! Begini Tata Cara Penyembelihan Hewan Kurban Sesuai Syariat Islam
Jaya juga mengatakan ada suka duka yang sudah ia lewati selama 15 tahun menjadi TKI yang bekerja sebagai sopir di Arab Saudi.
Menurut pengakuan Jaya, menjadi sopir di Indonesia dan Arab Saudi snagat berbeda.
“Kalau sebagai sopir yang udah saya alami, nyata dan fakta nomor satu mental.
Di sini gak seperti di Indonesia. Di Indonesia kalau kita punya majikan besoknya mau kesana, mau ke sana kita udah siap. Orang sini, kring harus ada di depan pintu,” katanya.
Baca Juga: 7 Amalan Sunnah Hari Raya Idul Adha, Jangan Sampai Terlewatkan!
Ia juga menyampaikan bahwa jika ada waktu luang harus dimanfaatkan, seperti halnya hendak makan.
“Bahkan kalau mau makan harus hati-hati, kapan waktu kita kosong nah itu harus disempatkan untuk makan.
Soalnya orang sini gak mau tahu, begitu suruh ngehidupin mobil itu kita harus udah standby di depan rumah,” katanya.
“Tapi ya kalau makan ada yang ngerti, ada yang enggak. Kalau yang gak ngerti gak mau tahu,” lanjutnya.
Baca Juga: Lengkap! Niat dan Tata Cara Salat Idul Adha 2022 Beserta Bacaan Doanya
Kemudian, ia mengaku bahwa duka bekerja menjadi TKI di Arab Saudi, khususnya sopir cukup berat.
“Kalau dibandingkan dengan di Indonesia, di sini berat. Mau maen kita juga bingung karena orang sini mau keluar gak mengenal waktu.
Mau jam berapa dia keluar harus. Tidak ada toleranssi seperti di Indonesia,” katanya, dikutip JurnalSoreang.Pikiran-Rakyat.com dari YouTube SOBAT TKI pada Minggu, 10 Juli 2022.
“Mungkin ada sebagaian yang dikasih inventaris, misalnya ini khusus sama madam, ini khusus untuk belanja sama untuk pergi. Cuman mungkin satu persen gak. Kadang saya nemuin orang, bahkan di pasar aja kunci diambil takut kita pergi,” lanjutnya.
Ia juga mengingatkan pada orang yang berminat menjadi sopir di Arab Saudi untuk tidak berharap diberi makan atau rokok ketika majikan meminta diantarakan ke restoran sekalipun.
“Jangan berharap dikasih makan sama majikan, majikan di restoran makan kita diem di luar nungguin. Syukur-syukur dibungkusin tapi kebanyakan enggak. Mau makan mau minum gak mau tahu karena udah digaji, pikiran orang sini kayak gitu,” katanya.
Meskipun demikian, ada suka yang ia dapatkan sebagai sopir di Arab Saudi yakni gaji. Gaji tetap ia terima, lanjutnya, baik ada pekerjaan maupun tidak.
“Sukanya kerja di Arab, jadi kerja gak kerja kita udah dapet gaji kayak PNS,” katanya.
Hal lain yang ia ungkapkan juga yakni terkait tilang, jika tidak berhati-hati saat berkendara di Arab Saudi katanya, maka majikan bisa saja memotong gaji sopir untuk mengganti tilang.***
