Saat bimbingan, ada beragam permasalahan fiqih yang ditanyakan jemaah. Mulai dari hukum tawaf tanpa berwudu hingga cara menahan kentut.
Ada juga jemaah yang bertanya tentang keharusan menjalankan ibadah Tarwiyah juga tentang tawaf tanpa menggunakan kain ihram.
“Untuk tawaf di lantai dasar Kabah, pemerintah Saudi mewajibkan mengenakan pakaian ihram. Ini tidak bisa ditawar. Sama dengan kemarin, tiba-tiba biaya haji dinaikkan. Beruntung Pak Menteri segera menemui Komisi VIII DPR, hingga akhirnya biaya tambahan haji dibayar pemerintah. Kita harus berterima kasih ke Pak Menteri dan Pemerintah. Srilangka dan Cina tahun ini sampai tidak memberangkatkan jemaah karena tambahan dana ini,” ujar KH Aris Nikmatullah.
Sementara itu, Syahrim, salah satu jemaah asal Lampung menyambut baik bimbingan ibadah yang dilakukan PPIH Daker Mekkah.
“Saya sampai dua kali ikut, kemarin ada bimbingan meski kloter lain. Tapi saya ikut, hari ini saya ikut lagi. Sangat bermanfaat bagi kami,” kata Syahrim.
Syahrim mencontohkan, dengan bimbingan kali ini, dirinya bisa mengetahui tips saat batal di Masjidil Haram, bagaimana solusinya hingga mengetahui lokasi tempat wudlu terdekat.
Hal yang sama diungkapkan Supatmi, jemaah asal Purbolinggo, Lampung Timur. “Alhamdulillah setiap kegiatan saya mengikuti dari tim petugas Indonesia baik kesehatan maupun bimbingan ibadah. Alhamdulillah semua bagus,” ujarnya.***