JURNAL SOREANG - Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan lampu hijau untuk invasi ke Ukraina.
Imbas dari keputusan Presiden Rusia, telah memicu pembalasan dendam dari kekuatan Barat hingga munculnya ketakutan terburuk di dunia.
Rusia mengklaim hanya menargetkan pangkalan udara Ukraina dan aset militer lainnya, bukan daerah berpenduduk.
Tetapi Barat khawatir serangan di ibu kota Kiev, yang berpenduduk sekitar tiga juta, dapat mengakibatkan perang kota berdarah, dan nyawa warga sipil dalam bahaya.
Putin memperingatkan negara-negara yang mencoba ikut campur akan menghadapi konsekuensi yang belum pernah mereka lihat.
Ia juga tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina tetapi mengaku bertanggung jawab atas pertumpahan darah terletak pada "rezim" Ukraina.
Beberapa saat kemudian, ledakan terdengar di Kiev, dengan ledakan dilaporkan di beberapa kota lain.