Network
JURNAL SOREANG - Lahir pada 22 November 1958, Baginda Sultan Ibrahim dididik dan dibesarkan menjadi Raja yang cerdas, berilmu, berwibawa dan berdaulat.
Tuanku mengikuti jejak kesultanan sebelumnya dengan melakukan kegiatan militer, manajemen dan administrasi yang digunakan sebagai dasar untuk membangun semangat juang, disiplin, kepemimpinan dan karakter.
Kepemimpinan Tuanku terlihat ketika setelah lulus dari sekolah, Tuanku diangkat sebagai komandan peleton saat menjalani pelatihan militer di Pusat Latihan Angkatan Darat di Kota Tinggi.
Dikutip Jurnal Soreang dari kemahkotaan.johor.gov.my, kemudian undangan khusus Yang Mulia mengikuti pelatihan militer bagi perwira muda di Fort Benning, Georgia AS.
Baca Juga: Pernah Punya Nama-Nama Ikonik, Paraguay Gagal Lolos Tiga Kali Beruntun ke Piala Dunia, Kenapa?
Selain itu, Tuanku juga menjalani pelatihan 'airborne' dan 'ranger' untuk perwira infanteri.
Setelah istirahat dua bulan, Tuanku melanjutkan latihan 'Pasukan Khusus Amerika' dan 'Pathfinder' di mana Tuanku membuat 19 lompatan parasut, delapan di antaranya di malam hari.
Tuanku dipilih dan ditugaskan dari sayap dan dijadikan komando. Tuanku juga ditugaskan sebagai anggota tim SEAL (angkatan laut dan darat).
Selain itu, Tuanku melakukan beberapa kali penyelaman di Bandung, Indonesia sebelum diangkat menjadi anggota kehormatan Komando Pasukan Khusus Indonesia (KOPASSUS).
