Bikin Salfok! Namanya Mirip Celana Dalam dalam Bahasa Jawa, Inilah Makanan Khas Sejuta Umat Brunei Darussalam

- 13 Januari 2022, 06:44 WIB
Bikin Salfok! Namanya Mirip Celana Dalam dalam Bahasa Jawa, Inilah Makanan Sejuta Umat Brunei Darussalam
Bikin Salfok! Namanya Mirip Celana Dalam dalam Bahasa Jawa, Inilah Makanan Sejuta Umat Brunei Darussalam /

JURNAL SOREANG - Setiap negara tentu memiliki makanan khas yang tak ada di tempat lain, tidak terkecuali negara yang dipimpin oleh Sultan Hassanal Bolkiah.

Namun makanan yang digadang-gadang sebagai makanan sejuta umat di Brunei Darussalam ini memiliki nama yang sangat unik dan mirip dengan celana dalam dalam Bahasa Jawa.

Ya, makanan makanan di negara Pangeran Abdul Mateen yang ganteng tersebut adalah Nasi Katok.

Baca Juga: Penyebab Persija Kalah oleh Persipura, Marco Motta: Bukan Kurang Jumlah Pemain, Ini Penyebab Sebenarnya

Seperti diketahui, pengucapan katok memang mirip dengan Kathok, sebuah kata dalam Bahasa Jawa yang berarti celana dalam.

Lantas apakah nasi katok adalah nasi yang dibungkus dengan celana dalam? Tentu bukan, karena nama nasi katok Brunei, memiliki cerita sejarah tersendiri.

Adalah vloger asal Indonesia, Wulandari yang mengulas soal nasi katok khas Brunei, dalam sebuah video di kanal youtubenya.

Baca Juga: Wow! Ternyata Dua Wilayahnya Berdarah Minangkabau, Simak 7 Fakta Menarik Filipina yang Lainnya

Nasi katok sendiri merupakan paket menyerupai Nasi Padang dengan pilihan varian ayam goreng tepung sebagai lauknya, dilengkapi sambal dengan pedas sesuai selera.

Namun berbeda dengan Nasi Padang yang di Indonesia harganya rata-rata sudah mencapai Rp15 ribu, Nasi Katok Brunei ternyata jauh lebih murah, hanya Rp10 ribu.

Berdasarkan cerita yang beredar di kalangan warga Brunei sendiri, nama nasi katok berawal dari sebuah keluarga warga keturunan Tionghoa yang berjualan nasi kecil-kecilan di rumahnya di Low San Flat, Mabohai pada 1960an.

Baca Juga: Pakai Kostum Aneh, Inilah 4 Pasukan Elite yang Paling Menyeramkan di Dunia, Nomor 3 dari Indonesia

Awalnya, keluarga tersebut menjual paket nasi lemak dengan ikan bilis dan sambal, dengan harga murah, sekitar 60 sen Brunei atau sekitar Rp6 ribu.

Tak heran jika nasi tersebut laris manis dan menjadi favorit warga sekitar sampai akhirnya menyebar luas dari mulut ke mulut.

Namun warga yang ingin membeli nasi tersebut, harus datang langsung ke rumah keluarga penjualnya dan harus mengetuk pintu terlebih dulu.

Baca Juga: Pakai Kostum Aneh, Inilah 4 Pasukan Elite yang Paling Menyeramkan di Dunia, Nomor 3 dari Indonesia

kata 'ketuk' dalam Bahasa Brunei juga tak berbeda jauh dari Bahasa Indonesia tak baku, yaitu 'ketok'.

Namun entah bagaimana awalnya, seorang warga yang pertama kali menyebarluaskan nama nasi tersebut salah mengucapkan Nasi Ketok menjadi Nasi Katok.

Sejak itulah paket nasi dan lauk murah meriah itu dinamai Nasi Katok, serta menjadi makanan sejuta umat di Brunei Darussalam.***

Editor: Handri

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x