Diperkirakan, tulisannya berformat puisi dengan suku kata mencapai depalan hingga dua belas di setiap barisnya.
Karyanya ditulis dalam aksara paku (kuneiform) pada papan tanah liat. Karyanya terus bergema sepanjang waktu, 4000 tahun setelah pertama kali diukir.
Tapi sayang, yang tersisa sekarang cuma salinannya yang berasal dari sekitar tahun 1800 SM.
Baca Juga: Menarik! Meski Identik Dengan Pria, Ternyata Bir Pertama Kali Dibuat Oleh Wanita
Namun, mengutip tulisan Louise Pryke di laman The Conversation, bahwa kini hanya segelintir orang yang mengenal Enheduanna.
Namanya justru kini tenggelam dan seakan hilang dalam catatan sejarah.***