Dari 32 arsitek dari berbagai negara yang mengajukan desain, dipilihlah arsitek asal Denmark, Jorn Utzon.
Ia menampilkan reka bentuk ekspresionis modern yang diinspirasi dari elemen layar-layar kapal di kota pelabuhan Sydney.
Sempat terjadi konflik antara Jorn Utzon dan Kerajaan New South Wales. Imbasnya, Jorn Utzon mundur dari projek tersebut pada tahun 1966.
Baca Juga: Tottenham Hotspurs dan Son Heung-Min Dukung Timnas Indonesia di Final Piala AFF 2020
Setelah itu, dibentuk kumpulan arsiten baru untuk melanjutkan pembangunan hingga akhirnya diresmikan pada 20 Oktober 1973.
Kendati sudah berdiri selama 48 tahun, Sydney Opera House masih tetap terlihat megah. Bahkan, bangunan dengan tinggi 67 meter itu dianggap sebagai salah satu bangunan termasyur di abad 20.
Sydney Opera House bukan hanya terlihat megah di luar tapi juga di dalamnya. Ada ruangan untuk pestas drama dan opera, ruangan untuk pentas kecil dan studio, serta dewan konser.
Bangunan ikonik itu menjadi tempat digelarnya lebih dari 3.000 acara setiap tahunnya yang dihadiri sekitar 2 juta orang.
Baca Juga: Mutiara Hikmah, Keutamaan di Balik Musibah
Namun, tidak semua pengunjung datang ke Sydney Opera House untuk menonton acara tertentu. Ada juga yang sekedar ingin melihat bangunan ikonik tersebut dari dekat.