Meski Disebut Sang Penakluk Dunia, Raja Iskandar Agung Menangis Seperti Anak Kecil, Begini Kisahnya

- 28 Desember 2021, 06:26 WIB
Ilustrasi raja. Meski menjadi raja terkenal, namun Raja Iskandar Agung sempat menangis bagai anak kecil
Ilustrasi raja. Meski menjadi raja terkenal, namun Raja Iskandar Agung sempat menangis bagai anak kecil /

Perhitungan mereka menunjukkan bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Bahkan, sudah hampir mendekati akhir. Mereka tidak mau berdusta, tapi mengungkapkan kebenaran akan membahayakan jiwa mereka.

Baca Juga: Fakta Gila Raja Thailand, Nikahi Pengawal Pribadi Sebelum Dinobatkan Menjadi Raja

“Wahai, Maharaja!” kata astrolog paling senior kepada penakluk yang agung itu setelah lama mempertimbangkannya, “perhitungan kami menunjukkan bahwa Baginda tidak akan mati sebelum tanah menjadi besi dan langit menjadi emas.”

“Aha!” pikir Iskandar, “Mukjizat seperti itu akan memerlukan waktu berabad-abad untuk terjadi. Mungkin aku tidak akan mati.”

Tetapi, ketika ia berjalan ke arah Barat menuju Persia, ia terjangkit oleh penyakit malaria yang parah sewaktu melewati gurun Seistan yang sekarang termasuk wilayah Afganistan sebelah Barat Daya.

Baca Juga: Kebayang Pegelnya! Berat Mahkota Raja Thailand Seperti Tabung Gas, Bikin Tepuk Jidat

“Aku sekarang demam,” kata Iskandar kepada perdana menterinya yang berjalan beberapa mil lagi,” katanya. “Di sana kami akan dapat mencari pohon yang teduh di mana Paduka akan dapat berteduh dan beristirahat.”

Mereka meneruskan perjalanan melewati gurun yang gersang itu di bawah terik matahari.

Tetapi setelah berjalan dua atau tiga mil lagi, Iskandar menjadi begitu lemah sehingga ia tidak dapat berjalan lagi. Setelah turun dari kudanya, ia merebahkan diri di tanah yang panas sambil terengah-engah.

Baca Juga: Raja Pemilik Warga Paling Sedikit di Dunia, Rakyatnya Tak Lebih dari Satu Tim Futsal

Sang menteri yang cemas itu hanya mempunyai satu tujuan, yaitu memberikan kenyamanan kepada rajanya dan melindunginya dari terik matahari.

Untuk membuat alas yang empuk sebagai pembaringan sang raja, ia melepaskan bajunya yang terbuat dari besi berlapiskan empatpuluh lapis kain sutra untuk melindungi pemakainya terhadap tusukan pedang seperti yang lazim dilakukan pada zaman itu.

Ia menebarkannya di tanah dan Iskandar tidur di atas kasur sutra yang empuk itu. Sang menteri kemudian memegang perisainya di atas wajah sang raja untuk mengayominya dari sinar matahari.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Buku Tales Of The Mystic East


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah