Waduh! Sering Mutilasi Alat Kelamin Wanita, Tradisi Ekstrem dari Suku Maasai, Ternyata Ini Alasannya

- 25 Desember 2021, 18:17 WIB
Suku Maasai, suku yang terletak di daratan Afrika dengan tradisi memotong alat kelamin wanita/tangkapan layar
Suku Maasai, suku yang terletak di daratan Afrika dengan tradisi memotong alat kelamin wanita/tangkapan layar /ANTROPOLOGIA

JURNAL SOREANG – Masih terdapat suku-suku di dunia yang masih bertahan dan melakukan tradisi secara turun temurun.

Tak terkecuali Suku Maasai, salah satu suku yang masih ada dan mendiami daratan Afrika terutama di Kenya dan Tanzania.

Suku Maasai menjadi salah satu dari sekian banyak suku di dunia yang memiliki tradisi mengerikan.

Baca Juga: Kisahnya Memprihatinkan! Beginilah Perjuangan Sulit Pembuatan Film Spesial Natal, Home Alone

Sebagaimana dilansir Jurnal Soreang dari berbagai sumber, Suku Maasai ini memiliki kebiasaan untuk memutilasi alat kelamin wanita.

Tradisi memutilasi atau menyunat alat kelamin wanita ini sudah terjadi begitu lama di suku tersebut.

Hal tersebut dilakukan oleh orang-orang Maasai agar wanita dari suku tersebut dapat tercegah dari berhubungan seks sampai mereka menikah.

Baca Juga: Daftar 10 Kota Kecil dengan Populasi Paling Sedikit di Seluruh Dunia, Diantaranya Cuma Berpenduduk 30 Orang!

Praktik yang telah berjalan secara turun-temurun ini dibenarkan oleh para leluhur Maasai sebagai budaya yang penting.

Selain mencegah untuk tidak berhubungan seks hingga menikah, tujuan memutilasi alat kemaluan wanita ini untuk mengendalikan libido wanita.

Dengan begitu, wanita Maasai akan selalu menahan diri mereka ketika memiliki fantasi seksual hingga menikah.

Baca Juga: Tak Perlu Superhero, 7 Negara Ini Paling Aman di Dunia, Salah Satunya Diwakili Asia, Indonesia Termasuk?

Pemotongan alat kelamin wanita ini pun cukup mengejutkan, mereka akan menggunakan benda tajam.

Selain itu, para wanita ini akan menanggung rasa sakit tanpa ada obat apa pun yang digunakan oleh mereka.

Akan tetapi, praktik menyunatan alat kelamin wanita ini ternyata mengalami tentangan dari berbagai pihak.

Baca Juga: Panglima TNI Andika Perksasa Minta 3 Oknum Penabrak Lari Handi dan Salsabila di Nagreg Dipecat dan Penjarakan

Dikarenakan selain efek rasa sakit yang ditimbulkan secara fisik, tetapi juga merusak kondisi mental para wanita tersebut.

Terutama bagi para wanita suku tersebut yang menjalani ritual ini di usianya yang masih remaja.

Kenya sebagai salah satu negara yang menjadi tempat hidup Suku Maasai pun mengeluarkan undang-undang untuk melindungi para wanita yang terpaksa harus melakukan ritual tersebut.

Bahkan, hampir keseluruhan masyarakat Kenya sendiri mempromosikan untuk tidak melakukan praktik ritual pemotongan alat kelamin tersebut.***

Editor: Handri

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah