Keji dan Mengerikan! Kaum Wanita Pernah Alami Masa Terburuk Dalam Sejarah

- 21 Desember 2021, 08:28 WIB
Ilustrasi, Salah satu lukisan bangsa Pompeii, Roma
Ilustrasi, Salah satu lukisan bangsa Pompeii, Roma /Wildan apriadi /Instagram @archecologianapoli

JURNAL SOREANG - Dalam sejarah kehidupan pra-modern dan perbudakan, nasib dan keberadaan kaum wanita hanya berada di level kelas dua.

Sebelum adanya gerakan emansipasi, kaum wanita kerap terpinggirkan karena dianggap tak memiliki hak yang setara dengan laki-laki dalam segala hal.

Kehidupan kaum wanita pada masa itu seperti sejarah kelam. Bagaimana tidak, saking "tak berharganya" seorang perempuan, mereka bahkan kerap mengalami perlakuan keji.

Baca Juga: 10 Tradisi Suku di Seluruh Dunia ini Bikin Merinding, Ada Mengarak Mayat Keliling Desa dan Bertukar Istri

Pada zaman Yunani kuno, martabat perempuan sungguh sangat rendah. Perempuan hanya dipandang sebagai alat dan pembantu rumah tangga serta pelepas nafsu seksual.

Bahkan pada zaman itu pula, sangat umum bagi orang tua untuk membawa bayi perempuan yang baru lahir untuk menelantarkannya di hutan hingga tewas!

Hal yang sama terjadi pada masa Romawi dan Mesir Kuno. Di keluarga miskin, terutama, mereka menganggap bahwa kehadiran anak perempuan hanya akan menjadi beban, maka dengan itu membunuh anak perempuan sudah lazim terjadi.

Di Eropa sekitar tahun 586 M, agamawan di Perancis masih mendiskusikan apakah perempuan boleh menyembah Tuhan atau tidak?

Baca Juga: 20 Tradisi Unik dan Kebiasaan Aneh di Seluruh Dunia, Diantaranya Melempar Bayi Juga Menari dengan Mayat!

Apakah mereka juga dapat masuk ke surga? Diskusi-diskusi itu berakhir dengan kesimpulan bahwa perempuan memiliki jiwa, tapi tidak kekal dan dia bertugas hanya untuk melayani lelaki dan bebas diperjualbelikan.

Pun seorang Khalifah Muslim, Umar bin Khattab RA, pernah mengatakan bahwa kesan misogynist (kebencian terhadap perempuan) begitu kental mewarnai kehidupan manusia di zaman jahiliyah.

Sebelum datangnya agama Islam, lahirnya seorang anak perempuan dalam sebuah keluarga bagaikan 'aib' bagi keluarga tersebut.

Anak perempuan dianggap tidak berguna, dan jika kelak dewasa ia hanya dijadikan sebagai budak nafsu semata.

Baca Juga: Pemerintah Provinsi Jawa Timur Mempercepat Vaksinasi Covid-19 Usia 6 sampai 11 Tahun

Hal ini berbeda dengan anak lelaki. Mereka menjadikan anak lelaki sebagai seorang calon pemimpin yang memberikan kehormatan bagi anggota keluarga, karena itu masyarakat Arab di zaman jahiliyyah ini begitu bangga bila mendapatkan anak laki-laki.

Para orang tua yang melahirkan anak perempuan akan merasa marah dan malu di hadapan banyak orang, dan demi menuntaskan kekecewaan tersebut mereka mengubur anak perempuannya hidup-hidup.

Keji dan betapa mengerikan, akan tetapi penindasan terhadap kaum wanita memang pernah terjadi dalam beberapa fase kehidupan sebagai sejarah terburuk.***

Editor: Rustandi

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah