JURNAL SOREANG - Watak, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah n sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku.
Setiap manusia sudah barang tentu memiliki watak atau sifatnya masing-masing.
Berbeda orang, sifat yang dimiliki juga akan berbeda pula. Apalagi jika orang tersebut berasal dari dua negara yang berbeda.
Baca Juga: UPDATE, Korban Erupsi Semeru di Lumajang, BNPB Catat 46 Jiwa Meninggal dan 9 Orang Hilang
Indonesia dan Jepang misalnya. Kedua negara ini memiliki warga dengan karakter yang sangat berbeda.
Seperti dikutip Jurnal Soreang dari kanal YouTube Daisuke Botak beberapa waktu lalu.
Dijelaskan kalau rata-rata orang Jepang memiliki sifat overthinking (pikiran berlebih).
Baca Juga: Jadwal Shalat dan Puasa Senin untuk Bandung dan Sekitarnya, Senin 13 Desember 2021
"Orang Jepang itu terlalu banyak pikir dan sifatnya sulit," kata Daisuke.
"Kalo di komunitas Jepang, tergantung orang ya, tapi beberapa orang akan merasa stres," ujarnya.
"Untuk orang Jepang yang hubungan antar-manusianya kurang bagus dan mentalnya lemah, dia akan merasa lelah untuk hidup," ungkapnya.
Sementara itu mengutip Tsunagu Japan, orang-orang disana biasanya terlalu sangat berhati-hati dan overthinking terhadap orang-orang di sekitar mereka untuk menghindari berbuat kesalahan.
Ini menjadi norma dalam masyarakat Jepang, dan juga memunculkan tradisi sulit memaafkan atau membiarkan kesalahan.
Penyebabnya berasal dari sistem pendidikan Jepang.
Baca Juga: Kenali 5 Weton Kelahiran Hari Minggu Wage, Diramalkan Akan Kebal Berbagai Jenis Santet Mana pun
Para siswa diajarkan untuk takut melakukan sesuatu yang berbeda dan memahami betapa pentingnya hidup berkelompok atau berpikir komunal.
Akibatnya, orang Jepang menilai bahwa fenomena sosial ini bukanlah suatu masalah, melainkan sebuah 'kehatian-hatian'.
Baik besar atau kecil kesalahan yang dilakukan, semua akan dilabeli buruk di sana.
Beberapa orang bahkan menyebut Jepang sebagai negara tanpa kesempatan kedua karena sulitnya memaafkan kesalahan.
Ini juga berlaku di tempat kerja. Apabila terjadi kesalahan, mereka akan memeriksa penyebabnya secara menyeluruh dan mencari pertanggungjawaban.
Cara berpikir orang Jepang diketahui tidak berorientasi pada masa depan.
Baca Juga: 7 Bintang Hollywood Ini Ternyata Keturunan Raja dan Ratu, Bahkan Berpeluang Jadi Penguasa Kerjaaan!
Mereka lebih suka bertanya 'Bagaimana itu bisa terjadi?' daripada 'Apa yang akan kita lakukan sekarang?'.***