Perayaan itu seharusnya menandakan kebesaran rezim Shah—ia bahkan telah = mendokumentasikannya dalam sebuah film propaganda berjudul “Flames of Persia”—namun akhirnya menjadi momen terakhir monarki Iran yang berusia ribuan tahun.
Pada akhir dekade, ketidakpuasan yang tumbuh dengan pemerintahannya membuatnya digulingkan dalam sebuah revolusi yang dipimpin Ayatollah Khomeini.
Baca Juga: Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei Sebut Israel Basis Teroris
5. The Field of the Cloth of Gold adalah studi Renaisans di kerajaan one-upmanship.
Ketika Raja Henry VIII dari Inggris dan Raja Francis I dari Prancis menjadi tuan rumah pertemuan puncak bersama pada tahun 1520 di sebuah lembah dekat Calais, mereka
seharusnya memelihara hubungan persahabatan antara kedua negara mereka.
Yang terjadi malah kompetisi dalam bentuk party. Selama dua setengah minggu, para bangsawan berusaha untuk mengungguli dan menghabiskan satu sama lain dengan
mengadakan pesta minum, jousting, dan panahan.
Perjamuan menampilkan tenda dan paviliun yang rumit, daging dari lebih dari 4.000 domba, anak sapi dan lembu, dan air mancur yang memuntahkan anggur.
Sorotan penyok mendekati kesimpulannya, ketika kedua bangsawan itu bertarung dalam pertandingan gulat dadakan (Francis dilaporkan melemparkan Henry ke tanah).
Pada 1521, Inggris dan Prancis sekali lagi berada di sisi yang berlawanan dalam perang hanya gara-gara pertandingan gulat itu.