Network
JURNAL SOREANG - Andorra merupakan negara tertua ke 14 di dunia, meski begitu negara ini pun menjadi yang terkecil ke 6 di Eropa dan ke 16 di dunia.
Menurut data tahun 2021 yang ditulis Bitannica, Andorra hanya dihuni penduduk sekitar 78 ribu jiwa.
Wilayah Andorra ada di tengah-tengah antara Utara Perancis dan Selatan Spanyol dengan bentuk negara berupa principality alias kepangeranan.
Baca Juga: Rumor DDS ke Persib Bandung Kian Kencang, Bobotoh: Udah Bisa Bilang Welcome?
Sistem pemerintahan negara ini pun cukup unik. Pasalnya, negara Andorra diatur oleh dua pangeran berbeda karena memiliki dua orang Pangeran yang menjabat sebagai Kepala Negara yakni Uskup Agung Urgell serta Kepala Negara Prancis (dalam hal ini, Presiden Prancis).
Uniknya lagi, pemilihan pangeran Andorra tidak ditentukan oleh warga negara itu sendiri, melainkan oleh warga Prancis.
Sebab siapa pun yang resmi terpilih sebagai presiden Prancis otomatis menyandang jabatan sebagai pangeran Andorra.
Sistem ini sudah berlangsung berabad-abad, saat semuanya bermula ketika Raja Charles II pada abad ke-8 menawarkan wilayah Andorra kepada Count (gelar bangsawan untuk penguasa suatu wilayah) Urgell.
Keturunan Count Urgell memberikan tanah yang melingkupi seluruh wilayah Andorra kepada Keuskupan Urgell, sehingga kekuasaan Andorra beralih ke bawah kepemimpinan Uskup Urgell.
Namun, keturunan Count Urgell yang berasal dari Prancis yakni Foix, mempermasalahkan kekuasaan Uskup Urgell atas Andorra dan sempat membuat kedua kubu berselisih puluhan tahun.
Baca Juga: Wow! Sebulan Pesta di Maladewa, Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman Habiskan Uang Rp7,3 Triliun
Akhirnya, pada tahun 1278 kedua belah pihak menyepakati Pareage Andorra (Traktat Andorra) yang berisi pengakuan kekuasaan Count Foix dan Uskup Urgell sebagai Co-Prince (Pangeran Bersama) Andorra.
Saat ini, jabatan Co-Pangeran Andorra tengah disandang oleh Joan Enric Vives Sicília sebagai Uskup Urgell dan Emmanuel Macron yang berstatus Presiden Perancis.
***
