Fakta Mengejutkan Malaysia, 21.316 Siswa Putus Sekolah Selama Pandemi, Ini Alasannya

- 6 Desember 2021, 03:40 WIB
Ilustrasi bendera Malaysia. Fakta Mengejutkan Malaysia, 21.316 Siswa Putus Sekolah Selama Pandemi, Ini Alasannya
Ilustrasi bendera Malaysia. Fakta Mengejutkan Malaysia, 21.316 Siswa Putus Sekolah Selama Pandemi, Ini Alasannya /PIXABAY/Engin_Akyurt/

JURNAL SOREANG - Pandemi Covid-19 yang telah melanda di berbagai dunia membuat beberapa aspek terkena dampaknya, tak terkecuali bidang pendidikan.

Fakta mengejutkan muncul, di Malaysia, total sebanyak 21.316 siswa putus sekolah selama pandemi berlangsung.

Angka putus sekolah itu didapatkan dari perhitungan bulan Maret 2020 hingga Juli 2021.

Baca Juga: 6 Pangeran Negeri Jiran yang Tak Kalah Tampan dari Abdul Mateen, Berikut Ulasan Lengkapnya

Dilansir Jurnal Soreang dari MalayMail, Kementerian Pendidikan Malaysia  dalam pernyataan tertulisya menyatakan, mereka yang putus sekolah adalah siswa yang berhenti sekolah sebelum mereka menyelesaikan studi.

"Berdasarkan data Maret hingga Desember 2020, siswa yang berhenti sekolah sebanyak 11.301 atau 0,24 persen siswa," kata Kementerian Pendidikan Malaysia.

Kementerian menambahkan, tercatat sebanyak 10.015 siswa atau 0,21 persen siswa putus sekolah untuk periode Januari hingga Juli 2021.

Baca Juga: Mengenal Eduardo Saverin, Pendiri Facebook dan Crazy Rich Singapura Beristri Wanita Indonesia, Ini Profilnya

"Jumlah siswa yang berhenti sekolah untuk periode Maret 2020 hingga Juli 2021 sebanyak 21.316 siswa atau 0,22 persen siswa," sambungnya.

Sementara itu salah satu anggota parlemen Malaysia, Noor Amin Ahmad, meminta Menteri Pendidikan Malaysia menyebutkan jumlah siswa yang putus sekolah sejak Maret 2020 hingga sekarang.

Malay Mail melaporkan, Berdasarkan situs web Kementerian Pendidikan Malaysia sejauh ini ada 5,038 juta siswa di Malaysia.

Baca Juga: Singkatnya Masa Pemulihan Persulit Persija Bermain Baik

Jumlah tersebut berasal dari siswa yang bersekolah di prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah di sekolah pemerintah, dan sekolah yang dibantu pemerintah.

Diketahui sebelumnya Pada Maret 2020, Malaysia menerapkan aturan pembatasan sosial pertama ketika pandemi Covid-19 dimulai.

Pembatasan tersebut tentu mencakup penutupan sekolah dan pergeseran dari tatap muka menjadi kelas online.

Baca Juga: Bagus Mana, Air Kelapa Tua atau Air Kelapa Muda? Ini Kata Zaidul Akbar

Tahun lalu, jumlah siswa yang putus sekolah dari banyak komunitas miskin di Lembah Klang melonjak drastis.

Beberapa temuan dari penelitian "Family On Edge: yang dilakukan bersama oleh United Nations Population Fund (UNFPA) dan United Nations Children's Fund (Unicef) mengungkapkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka putus sekolah.

Salah satu faktornya adalah beberapa anak telah kehilangan motivasi atau kehilangan minat untuk melanjutkan sekolah.

Sementara faktor lainnya adalah beberapa keluarga mengalami kesulitan membayar uang sekolah.

Baca Juga: Nelangsa! Didepak dari Istana dan Harus Kehilangan Anak Pula, Srirasmi Suwadee Kini Hidupnya Melarat

Survei tersebut juga menemukan bahwa delapan dari sepuluh siswa berasal dari rumah tangga yang tidak memiliki komputer atau laptop.

Selain itu, sebanyak sembilan dari sepuluh anak hanya memiliki ponsel pintar sebagai perangkat belajar mereka.***

Editor: Ghulam Halim Hanifuddin

Sumber: Malay Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah