Network
JURNAL SOREANG - Seorang wanita Yahudi Amerika mengklaim dia dipekerjakan untuk menjadi gundik Pangeran Jefri Bolkiah, saudara laki-laki playboy Sultan Brunei.
Pengungkapannya datang hanya beberapa hari setelah Brunei menerapkan hukum syariah, yang memungkinkan penduduk dirajam sampai mati karena "pelanggaran" seperti homoseksualitas dan perzinahan.
Dikutip Jurnal Soreang dari Daily Beast, dalam bukunya 'Some Girls: My Life in a Harem' Jillian Lauren (36) menjelaskan bagaimana dia dipilih menjadi kekasih Jefri.
Sebelum menginjak usia 17 tahun, Lauren putus sekolah untuk menjadi penari telanjang.
Selama karirnya, dia ditawari $20.000 atau setara Rp290 juta untuk tampil bagi seorang pengusaha Singapura.
Belakangan ia mengetahui bahwa pria yang harus dia hibur bukanlah orang Singapura, tetapi pangeran Brunei.
"[Pekerjaan itu] adalah undangan untuk menjadi tamu pribadi pangeran playboy terkenal Jefri Bolkiah, adik bungsu Sultan Brunei," kata Lauren .
"Pangeran mengadakan pesta mewah setiap malam. Di pesta-pesta ini ada minuman (yang tidak legal di depan umum), menari, beberapa karaoke yang cukup lucu, dan, yang paling penting, wanita—sekitar 30 atau 40 wanita cantik dari seluruh dunia, terdiri dari semacam harem," bebernya.
"Saya menghabiskan tahun depan dan beberapa perubahan sebagai pacarnya," tambahnya kemudian.
Hukum Syariah, juga dikenal sebagai Islami Qaqun, adalah kode moral dan hukum agama dan merupakan landasan sistem hukum di beberapa negara Islam.
Menurut syariah, hubungan seksual hanya diperbolehkan antara suami dan istri. Segala bentuk hubungan seks di luar nikah dianggap sebagai kejahatan dan dapat dihukum mati.
Lauren, yang telah kembali ke kampung halamannya, menyarankan agar pangeran dan sultan mungkin tidak mau mematuhi hukum yang telah mereka terapkan.
"Adalah hak istimewa bagi pangeran dan sultan untuk berperilaku tidak baik," katanya.
"Ketika warga Brunei menghadapi erosi hak-hak mereka, saya membayangkan pria yang pernah saya kenal, bersembunyi di suite hotel mewah di suatu tempat, mungkin dengan remaja Amerika lainnya di pangkuannya, membuat undang-undang yang mengatur moralitas."
Pengenalan hukum syariah di Brunei telah memicu kemarahan internasional.
Banyak LSM telah berulang kali mendesak sultan untuk mencabut hukum pidana baru yang kaku, yang dianggap sebagai pembatasan kebebasan dan hak asasi manusia.
Banyak orang, termasuk selebriti, memboikot hotel milik raja negara kaya minyak itu sebagai protes. ***
