JURNAL SOREANG - Sunjeong menjadi Permaisuri Korea ketika suaminya naik tahta, setelah ayahnya dipaksa untuk berabdikasi.
karena adanya Perjanjian Aneksasi Jepang-Korea, pada tahun 1910, sehingga Permaisuri Sunjeong diturunkan pangkatnya oleh Pemerintahan Jepang.
Berkat kepopuleran yang dimilikinya, pemerintahan baru yang memerintah Korea saat itu, menghalang-halangi Sunjeong untuk memasuki rumah yang dulu pernah jadi Istananya.
Akibat kejadian tersebut, dia dipenjarakan oleh penguasa tersebut di Balai Suin sebuah pondok yang sempit dan tidak nyaman di Jeongneung.
Namun pada tahun 1961, Permaisuri Sunjeong kembali ke Balai Nakseon, Istana Changdeok yang dulu pernah jadi Istana sekaligus rumahnya.
Kembalinya Sunjeong ke Istananya, dia ditemani oleh beberapa kerabat serta, 5 orang pegawai dan, dayang-dayangnya.
Pada 3 Februari 1966, di usia 72 tahun, Sunjeong meninggal tanpa memiliki keturunan di Balai Nakseon, Istana Changduk, Seoul.
Baca Juga: Hari Pahlawan, Partai Nasdem Apresiasi Nakes di kabupaten Malang, Jawa Timur
Selama perang Korea, Sunjeong berhasil mengusir pasukan dari Korea Utara, namun ketika situasi perang semakin tak terkendali, dia memilih untuk pindah ke Busan.