Network
JURNAL SOREANG - Tidak semua istri Sultan bahagia. Hal tersebut dirasakan sendiri oleh Haya Princess dari Yordania.
Hidup menjadi pendamping Sultan ternyata tidak seindah yang dipikirkan Haya. Kenyataannya, dia justru mengalami nasib yang nelangsa.
Nasibnya jauh beda dengan Istri Sultan Brunei Darussalam, meskipun sama-sama memiliki orangtua yang bangsawan, namun hal tersebut tidak didapatkan oleh Princess Haya.
Baca Juga: Olah TKP, Lakalantas Tewasnya Vanesa dan Bibi, Polisi: Tidak Temukan Tanda Pengereman di Mobil
Princess Haya, merupakan seorang yang memiliki sosok cerdas, mandiri, dan penuh percaya diri, serta memiliki segudang prestasi dalam hidupnya, namun semuanya seketika berubah.
Semenjak menjadi istri Sultan terkaya dari Jajirah Arab yang bernama Mohhamed bin Rashid Al Maktoum, yang juga sebagai Perdana Menteri dari Uni Emirate Arab ini, kehidupan Princess Haya sangat tragis.
Kala itu, Haya berusia 30 tahun ketika menikah dengan Mohammed, dan saat itu Sultan Jajirah ini berusia 55 tahun, usia mereka sangat terpaut berbeda jauh.
Ternyata, pernikahan mereka tidak didasarkan cinta, namun karena perjodohan yang sangat kental dengan nuansa politis. Selain itu, Haya bukanlah istri yang pertama, namun merupakan yang ke-6.
Baca Juga: Ini yang Diharapkan dari Lulusan UIN Sunan Gunung Djati
Rumah tangga Haya mulai bergejolak tatkala dia melahirkan anak yang ke-2. Karena merasa jiwa dan nyawanya terancam, dia melarikan diri bersama kedua anaknya ke Inggis.
