JURNAL SOREANG – Pernikahan Mako, putri tertua putra mahkota Fumihito dan keponakan kaisar Naruhito yang memerintah Jepang, telah digelar tanpa ada arak-arakan, upacara adat bahkan pesta.
Hal itu dikarenakan Putri Mako memilih menikah dengan Kei Komuro, seorang rakyat biasa, di Tokyo pada hari selasa 26 Oktober 2021 kemarin setelah 8 tahun bertunangan.
Mako pun sudah tidak lagi menyandang status putri kekaisaran, karena hukum sukesi Jepang yang ketat, melarang wanita naik tahta kekaisaran dan memaksa untuk melepaskan gelar mereka jika mereka menikahi orang biasa.
Mako juga menolak tawaran pembayaran 140 juta yen yang menjadi haknya untuk meninggalkan keluarga kekaisaran.
Dia adalah anggota keluarga kekaisaran pertama sejak Perang Dunia kedua yang tidak menerima tunjangan dan memilih untuk hidup mandiri setelah pernikahannya dengan seorang rakyat biasa.
Pernikahan Mako dan Komuro malah menuai protes masyarakat Jepang karena banyak pihak yang menilai keputusan Mako tersebut akan menyengsarakan kekaisaran Jepang.
Prosesi pernikahan diadakan dibalik pintu tertutup tanpa kemegahan dan arak-arakan pernikahan kerajaan Jepang.