Network
JURNAL SOREANG - Setelah Mukesh Ambani yang dikenal sebagai orang terkaya nomor satu di India, kali ini ada Gautam Adani.
Gautam Adani menempati urutan kedua orang terkaya di India setelah Mukesh Ambani menurut Majalah Forbes.
Meski menduduki peringkat kedua sebagai orang terkaya di India, kekayaan Gautam Adani lumanyan cukup jauh dengan yang dimiliki Mukesh Ambani.
Baca Juga: Persib Bandung VS Bhayangkara FC, Robert Alberts: Harus Lebih Kuat dan Tajam
Sebagaimana dilansir Jurnal Soreang dari berbagai sumber, kekayaan Ambani mencapai US$102 miliar atau setara dengan Rp1,4 ribu triliun.
Sementara Adani disebutkan memiliki kekayaan sebesar US$71,7 miliar atau setara dengan Rp1 ribu triliun.
Selain menjadi orang terkaya kedua di India, ternyata Adani pun menempati urutan kedua sebagai orang terkaya di Asia.
Baca Juga: Peluang Tampil Zalnando, Pelatih Persib Bandung: Saya Masih Belum Bisa Memastikan
Berbeda dengan Ambani yang masuk jajaran sepuluh besar orang terkaya di India, Adani berada di posisi lima belas terkaya di dunia.
Disebutkan, dalam satu tahun terakhir, kekayaan yang dimiliki Adani ini melonjak sangat drastis.
Kenaikan kekayaan dari Adani ini mencapai 261% dalam satu tahun terakhir ini, berbeda dengan Ambani yang hanya naik 9%.
Baca Juga: Wow! Pemain Persib Bandung, Puja Abdillah Jalani Seri Kedua Sambil Kerjakan Skripsi
Sumber kekayaan Adani berasal dari perusahaan yang dimilikinya yang bernama Adani Group.
Perusahaan miliki Adani ini didirikan pada 20 Juli tahun 1988 yang berpusat di daerah Ahmehabad, India.
Adani Group ini bergerak pada bidang usaha pengembangan infrastruktur dengan skala besar di India.
Baca Juga: PUBG Mobile, Genesis Dogma GIDS Akui Masih Menjajal Strategi Baru Untuk Laga Superweekend
Dalam Adani Group milik Gautam Adani ini, terdapat enam perusahaan dengan total aset yang sangat besar.
Tak mengherankan jika Adani menjadi orang terkaya kedua di India dengan lonjakan kekayaan yang fantastis.
Dikatakan bahwa Adani dapat meraup keuntungan lebih dari Rs1.000 crore atau setara dengan Rp1,8 miliar perharinya.***
