JURNAL SOREANG- Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia, Heri Akhmadi, meresmikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Nagoya dan berdialog dengan Komunitas Muslim Indonesia (KMI) Nagoya dan Ketua Toyota Indonesia Group (TIG) bersama Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Yusli Wardiatno dalam kunjungan kerjanya ke wilayah Nagoya.
"Bagi Pemerintah Indonesia, pendidikan sangat penting, maka anggaran pendidikan termasuk yang dialokasikan tinggi pada belanja negara. KBRI Tokyo akan terus berupaya agar layanan pendidikan masyarakat di seluruh Jepang terpenuhi. PKBM ini juga diharapkan selain mencakup pendidikan dasar dan menengah, juga nantinya dapat menjadi pusat tutorial bagi pendidikan jarak jauh yang dilakukan oleh mitra KBRI seperti Universitas Terbuka atau Politeknik Elektronika Negeri Surabaya dengan target para pemagang yang jumlahnya sampai saat ini sekitar 37 ribu orang," kata Dubes Heri, baru-baru ini.
“PKBM Nagoya unik karena diusulkan mahasiswa yang tergabung dalam PPI Nagoya dan KMI, serta difasilitasi diaspora wirausahawan Indonesia, Mardiansyah, yang berkantor di ASEAN Nagoya Center,” tambah Dubes Heri.
Baca Juga: Sekolah Republik Indonesia Tokyo Ini Lakukan Kegiatan yang Jarang Ada di Sekolah Indonesia
Peresmian ditandai pemotongan tumpeng yang langsung diberikan pada Kepala Sekolah sekaligus Mahasiswa Program Doktoral di Waseda University, Diyah R. Tohari.
Selain itu, Dubes Heri juga menyerahkan Surat Keputusan Duta Besar tentang pendirian PKBM Nagoya kepada Diyah.
Sementera itu, Atdikbud Yusli Wardiatno menyebutkan bahwa ini merupakan PKBM ketiga yang diresmikan oleh Dubes Heri Akhmadi. Ke depan akan ada lagi PKBM yang akan diresmikan oleh Dubes di wilayah Jepang yang banyak dihuni oleh WNI.
"Salah satu target pendirian PKBM adalah untuk memperluas jangkauan pelayanan dengan menjadi pusat pendidikan agama dan kebangsaan. KBRI Tokyo ingin memastikan bahwa anak-anak Indonesia patuh pada agamanya masing-masing, dan paham pengetahuan dasar negara Pancasila serta bahasa nasional mereka, Bahasa Indonesia. Mereka juga nanti diajarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu-lagu nasional lainnya. Supaya hapal meski tinggal di negeri orang," tutur Atdikbud Yusli.