Terlepas dari keuntungan ekonomi ini dan indeks pembangunan negara yang tinggi, kemiskinan di Brunei tetap menjadi masalah yang berkelanjutan.
Tercatat 46% dari 437.000 populasi warga Brunei Darussalam yakni sekitar 714.000 orang berpenghasilan di bawah $1.000 pada tahun 2012.
Ketika nyaris setengah dari populasi negara bergantung pada kesejahteraan untuk bertahan hidup, Sultan memprakarsai program pendidikan gratis dan perawatan kesehatan.
Sayangnya mereka yang tidak dapat mempertahankan pendapatan untuk kebutuhan dasar cenderung meninggalkan sekolah menengah untuk mencari pekerjaan.
Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya pekerjaan sangat berkontribusi terhadap kemiskinan di Brunei.
Untuk memerangi kemiskinan yang ada di negara ini, Dewan Kesejahteraan Sosial Brunei menyerukan kepada pemerintah untuk menetapkan garis kemiskinan.
Menciptakan ambang batas kemiskinan akan membantu pejabat pemerintah dan ahli statistik mengumpulkan data yang tepat tentang mereka yang hidup dalam kemiskinan.
Selain itu, Departemen Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi sedang melakukan studi untuk menentukan biaya kebutuhan dasar minimum nasional.