Akibat Tekanan Hidup Tinggi, Banyak Generasi Muda di China Memilih Hidup Lying Flat alias Males Gerak

Sam
- 16 Juli 2021, 17:45 WIB
Ilustrasi Rebahan atau Mager (Males Gerak) yang lebih dikenal dengan Lying Flat.
Ilustrasi Rebahan atau Mager (Males Gerak) yang lebih dikenal dengan Lying Flat. /Pixabay/

JURNAL SOREANG - Budaya atau kebiasaan rebahan di era digitalisasi saat ini tengah melanda sebagian besar penduduk dunia, terlebih pandemi Covid-19 yang belum mereda sehingga membatasi ruang gerak panduduk dunia dalam beraktivitas.

Kebiasaan rebahan ini lebih dikenal dengan Lying Flat atau Mager alias males gerak.

Selain akibat dari indikasi diatas, mager ini pun diakibatkan dari rasa bosan akibat berbagai tekanan hidup yang tinggi seperti budaya kerja keras namun tidak sesuai dengan keringat Nyang dikeluarkan, serta berbagai alasan ekonomi lainnya.

Baca Juga: Bahasa Indonesia Kenarik bagi Warga India Termasuk untuk Tujuan Bisnis, Ini Alasannya

Baru-baru ini dikabarkan dari Voaindonesia.com, banyak warga muda China lebih memilih menjadi kaum rebahan atau melakukan mager.

Mereka memilih kebiasaan tersebut karena merasa frustrasi dengan tidak adanya kesempatan untuk meraih kehidupan yang lebih baik.

Bahkan dalam satu diskusi online yang diselenggarakan di forum Zhihu, berkesimpulan bahwa konsep 'lying flat' tersebut mencakup tidak adanya kemauan untuk berumah tangga atau memiliki, membeli rumah, atau mobil, dan berusaha meraih pendapatan yang lebih besar.

Baca Juga: Demi Selamatkan Nyawa, Seorang Ibu Terpaksa Lempar Putrinya dari Ketinggian Gedung Lantai 16

Diketahui mereka menolak budaya kerja keras dari pukul 09.00 sampai pukul 21.00, enam hari per minggu, yang acapkali gagal memberi mereka pendapatan cukup untuk mencapai kemajuan.

Sehingga dari hal itu memunculkan gerakan “tang-ping” atau bekerja hanya untuk sekedar mempertahankan standar hidup yang minimalis.

Yang pada akhirnya gerakan itu pun mulai mengkhawatirkan pihak berwenang China, di mana pemerintah sejak lama menyamakan perolehan pekerjaan seorang lulusan universitas dengan stabilitas sosial atau kemapanan.

Baca Juga: Jamu 'Go Internasional', Rumah Budaya Indonesia Promosikan Jamu Sebagai Minumaan Sehat pada Warga Jepang

Bahkan South China Morning Post memuat berita terkait kesempatan kerja di tengah-tengah pandemi COVID-19 ini, dimana lulusan universitas dan perguruan tinggi tahun 2021 harus bersaing dengan lulusan 2020 yang masih belum memperoleh pekerjaan.

Sementara untuk mengatasi hal itu, banyak generasi muda di sana mempunyai pemikiran bahwa mager merupakan solusi yang masuk akal untuk saat ini, kendati sebagai upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi, pemerintah setempat berupaya membuka lapangan kerja seluas-luasnya.

Hingga pada akhir Mei pemerintah China mulai berusaha mengurangi pengaruh konsep ini.

Baca Juga: Senator yang Pernah Tinggal di Indonesia Umumkan Pengiriman Tambah 1,5 Juta Dosis Vaksin ke Indonesia

“China berada pada tahap terpenting dalam perjalanan panjang untuk pembaharuan nasional. Warga muda merupakan harapan dari negara ini, dan baik situasi pribadi maupun situasi negara tidak bisa membiarkan mereka secara kolektif 'lie flat' atau berbaring saja,” menurut kolom opini pada 28 Mei di Global Times, sebuah penerbitan dari Partai Komunis China.

Popularitas gerakan 'lying flat' ini menimbulkan keprihatinan Beijing karena ini bertentangan dengan konsep cita-cita China yang dikumandangkan oleh Presiden Xi Jin Ping.

Pada 2012, Xi Jin Ping menggunakan istilah itu ketika dia pertama kali meraih pos tertinggi di Partai Komunis.

Baca Juga: Keseruan Warga Jepang Saat Ikut Lokakarya Pembuatan Canang Bali

"China harus berjuang untuk mencapai cita-cita China berupa pembaharuan besar dari negara China.” kata Xi Jin Ping.

Pemerhati sosial dari Academia Sinica, Lin mengatakan, absennya mobilitas ekonomi, masyarakat, dan politik China telah mengarah pada macetnya seluruh sistem mobilitas nasional, dan tanpa disertai mobilitas sosial, maka tidak akan ada “cita-cita China”.

“Orang-orang kini berbaring saja, negeri ini bermimpi, dan itu sangat ironis,” katanya menegaskan.***

Editor: Sam

Sumber: VOA Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah