Dari 16 Vaksin yang diproduksi, Enam Vaksin Memasuki Uji Klinis Tahap Tiga, China Setuju Lakukan Uji Klinis

Sam
- 21 Februari 2021, 23:16 WIB
Peneliti Bio Farma Menguji Vaksin Covid-19 yang diproduksi dengan bahan baku dari Sinovac.
Peneliti Bio Farma Menguji Vaksin Covid-19 yang diproduksi dengan bahan baku dari Sinovac. /Youtube

JURNAL SOREANG - Menurut laporan terbaru dari administrasi Produk Medis China melaporkan bahwa pemerintah China telah menyetujui untuk uji klinis pada sebanyak 16 vaksin buatan dalam mereka. Dari ke-16 itu, ada enam vaksin yang telah memasuki uji klinis tahap tiga. 

Berdasarkan laporan dari IANS, vaksin tersebut merupakan produksi dari National Biotec Group di China yang berafiliasi dengan Sinopharm, dan vaksin CoronaVac yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech termasuk di antara yang disetujui.

Perusahaan tersebut telah mendapatkan persetujuan masing-masing dari Administrasi Produk Medis China pada 30 Desember 2020, dan 5 Februari tahun ini, seperti dilansir dari IBTimes.

Baca Juga: Spoiler Times 21 Februari 2021, Lee Min Woo dan Seo Jung In Menyadari, Mereka Terpisah Jarak Ruang dan Waktu

Selain vaksin yang tidak aktif, Cina telah mengadopsi empat pendekatan teknologi untuk vaksin Covid-19 yakni vaksin protein rekombinan, vaksin vektor adenovirus, vaksin asam nukleat dan vaksin yang menggunakan virus influenza yang dilemahkan sebagai vektor.

Juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China, Mi Feng saat Konferensi pers mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan 40,52 juta dosis vaksin Covid-19 kepada kelompok-kelompok masyarakat utama pada 9 Februari 2021.

Sementara itu, pada bulan September tahun lalu, Kepala Pencegahan Penyakit China, Gao Fu, telah menyatakan bahwa China tidak akan memerlukan program vaksinasi virus Corona baru.

Baca Juga: Pyeonggang Terjebak Dalam Sel Penjara Yang Gelap, Berikut Spoiler River Where The Moon Rise Episode 3

Menurutnya, vaksinasi luas tidak diperlukan karena patogen secara efektif terkendali di China, setidaknya untuk saat ini.

Direktur Pusat Pengendalian Penyakit China (CDC) Gao, mengatakan vaksin skala besar untuk Covid-19 hanya akan dibutuhkan jika ada wabah besar, ​​seperti wabah virus Corona di Wuhan.

"Ini adalah masalah menyeimbangkan risiko dan keuntungan." katanya.

Baca Juga: Spoiler Vincenzo 21 Februari 2021, Mencari Emas di Kuil Nanyangsa Geumga Plaza, Kejadian Tak Terduga Terjadi

Apakah semuanya vaksinasi? Menurut Gao, tidak perlu, karena menurutnya hal itu akan sia-sia, jika memvaksinasi semua orang di China ketika SARS-CoV-2 sebagian besar telah musnah di negara tersebut.

Namun, China melaporkan 10 kasus berita Covid-19 pada hari Sabtu, 12 September, tetapi semuanya diimpor.

Vaksin virus Corona pertama harus diberikan kepada petugas medis dan petugas pencegahan epidemi yang berada garis depan, kata kepala CDC.

Baca Juga: Kian Panas, Vincenzo Catatkan Sejarah tvN, The Penthouse 2 Raih Posisi Tertinggi, Berikut 8 Besar Drama Hit

Setelah itu kepada staf keamanan, kebersihan dan katering serta pegawai negeri yang bekerja di tempat-tempat ramai akan segera diimunisasi.

Tetapi jika wabah lain seperti yang terjadi di Wuhan muncul kembali, maka dia mengatakan harus ada vaksinasi berskala besar terhadap penduduk.***

Editor: Sam

Sumber: IBTimes


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah