Network
JURNAL SOREANG– Filipina melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) nya mengesahkan rancangan undang-undang tentang dijadikannya 1 Februari sebagai Hari Hijab Nasional. Keputusan tersebut diambil pada 26 Januari 2021 sebagai upaya mengakhiri diskriminasi.
Salah satu inisiator RUU ini, Amihilda Sangcopan, berterima kasih kepada semua anggota parlemen Filipina karena mengesahkan undang-undang tersebut.
"Undang-undang ini berupaya untuk mempromosikan pemahaman yang lebih besar di kalangan non-Muslim tentang praktik dan nilai mengenakan jilbab. Hal ini sebagai tindakan kesopanan dan martabat bagi wanita Muslim, juga mendorong wanita Muslim dan non-Muslim untuk merasakan manfaat dari mengenakannya," ucap Amihilda dikutip jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com dari Arab News, Senin, 1 Februari 2021.
Baca Juga: Disarankan Dokter untuk Istirahat Total, Suga BTS : Aku Berjanji Akan Cepat Kembali
Menurut Amihilda, hal ini bertujuan untuk menghentikan diskriminasi terhadap wanita berhijab dan kesalahpahaman akan jilbab.
Di beberapa negara, hijab sering disalahartikan sebagai simbol penindasan, terorisme, dan kurangnya kebebasan.
Beberapa wanita berhijab di Filipina yang sedang mengenyam pendidikan juga terkena dampaknya.
“Beberapa siswa ini terpaksa melepas hijabnya untuk mematuhi peraturan dan ketentuan sekolah, sementara ada pula yang terpaksa putus sekolah dan dipindahkan ke lembaga lain. Ini jelas merupakan pelanggaran kebebasan beragama siswa,” ujar Amihilda.
Baca Juga: Heboh Rachel Venya Buka Hijab, Ini Potret dan Alasannya!
Pengesahan RUU tersebut, menurut dia, akan berkontribusi besar untuk mengakhiri diskriminasi terhadap wanita berhijab.
