Waspada! UNICEF Ingatkan Hampir Tiap Anak di Dunia Akan Kena Gelombang Panas, Ini Dampaknya bagi Anak

31 Oktober 2022, 09:06 WIB
Ilustrasi anak-anak. Waspada! UNICEF Ingatkan Hampir Tiap Anak di Dunia Akan Kena Gelombang Panas, Ini Dampaknya bagi Anak /Pixabay /

JURNAL SOREANG- Pemanasan global makin meningkat yang berdampak luas kepada manusia khususnya anak-anak.

Pada pertengahan abad ini, Badan dunia yang mengurusi dana anak-anak (UNICEF) memperkirakan  lebih dari 2 miliar anak akan terpapar gelombang panas yang frekuensinya lebih sering, durasi  lebih lama, dan lebih parah.

Cuaca panas telah menjadi risiko kesehatan di banyak negara, tetapi data terbaru menunjukkan bahwa hampir setiap anak di dunia akan terdampak oleh gelombang panas pada 2050, demikian UNICEF memperingatkan pada Selasa 25 Oktober 2022.

Baca Juga: Wah! Pabrik Ini Dibangun Untuk Mengurangi Pemanasan Global, Begini Cara Kerjanya

Menurut badan PBB itu, sedikitnya setengah miliar anak muda sudah terpapar gelombang panas dengan frekuensi tinggi akibat perubahan iklim.

Pada pertengahan abad ini, diperkirakan bahwa lebih dari 2 miliar anak akan terpapar gelombang panas yang "(frekuensinya) lebih sering, (durasinya) lebih lama, dan lebih parah".

"Krisis iklim adalah sebuah krisis hak-hak anak, dan krisis itu sudah membawa dampak yang menghancurkan ke kehidupan dan masa depan anak-anak," kata  Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell dilansir dari Antara.

Baca Juga: Pertumbuhan Phytoplankton Dapat Kurangi Efek Pemanasan Global, Webinar UIN SGD Bandung dan UIN SUSKA Riau

Kebakaran hutan dan gelombang panas yang melanda India, Eropa, dan Amerika Utara tahun ini adalah contoh serius lainnya dari dampak perubahan iklim terhadap anak-anak.

Data baru yang dipublikasikan dalam laporan badan tersebut, yang bertajuk "Tahun Paling Dingin di Sisa Hidup Mereka" (The Coldest Year of the Rest of Their Lives), menggarisbawahi bahwa anak-anak menghadapi risiko yang lebih besar dibandingkan orang dewasa ketika dihadapkan dengan kondisi panas yang ekstrem.
 
Hal ini terjadi karena kemampuan anak-anak untuk mengatur suhu tubuhnya lebih rendah dibandingkan orang dewasa.

Semakin sering seorang anak terpapar gelombang panas, semakin besar kemungkinan munculnya masalah kesehatan seperti kondisi pernapasan kronis, asma, dan penyakit kardiovaskular.

Baca Juga: Rekomendasi Obat Batuk Pilek Tanpa Etilen Glikol, Aman untuk Ginjal Anak-Anak

"Dunia benar-benar perlu berinvestasi dalam upaya pembangunan ketahanan mereka, dan dalam mengadaptasi semua sistem yang diandalkan anak-anak untuk menghadapi tantangan berupa perubahan iklim yang begitu cepat," kata UNICEF.

Rata-rata suhu global naik 1,7 derajat Celsius di atas level praindustri jika emisi gas rumah kaca rendah, dan  rata-rata suhu itu naik 2,4 derajat Celsius, jika emisi tergolong tinggi.

Untuk itu, anak-anak harus dilindungi dari dampak gelombang panas yang meningkat.

UNICEF mengeluarkan seruan untuk melakukan "langkah-langkah mitigasi emisi yang mendesak dan dramatis guna mengatasi pemanasan global, dan melindungi nyawa."

Baca Juga: Jarang Diketahui Ternyata Bukan Hanya Orangtua yang Kena Osteoporosis, tapi Juga Anak-anak

Anak-anak di wilayah utara akan menghadapi peningkatan paling dramatis dalam hal tingkat keparahan gelombang panas tinggi.

Sementara pada 2050, hampir setengah dari semua anak di Afrika dan Asia akan menghadapi paparan suhu tinggi ekstrem di atas 35 derajat Celsius, menurut data UNICEF.

"Ini akan berdampak buruk terhadap anak-anak," kata Vanessa Nakate, aktivis iklim sekaligus duta persahabatan UNICEF.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler