Dorong Penguatan Kerja Sama Riset dan Teknologi Kehutanan, KBRI Tokyo Gelar Indonesia-Japan Forest Talks

9 Agustus 2022, 06:09 WIB
Bekerja sama dengan Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT), KBRI Tokyo menggelar diskusi ilmiah bidang kehutanan yang diberi tajuk Indonesia-Japan Forest Talks di Kampus Koganei TUAT, baru-baru ini. /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo terus mendorong semangat Kampus Merdeka dalam mengemban diplomasi pendidikan tinggi, riset, dan teknologi di Jepang.

Bekerja sama dengan Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT), KBRI Tokyo menggelar diskusi ilmiah bidang kehutanan yang diberi tajuk Indonesia-Japan Forest Talks di Kampus Koganei TUAT, baru-baru ini.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Yusli Wardiatno bersama Dekan Fakultas Kehutanan asal Institut Pertanian Bogor (IPB), Naresworo Nugroho, dan Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Rudianto Amirta, melakukan pertemuan terpisah dengan Dekan Fakultas Pertanian TUAT Ryo Funada dan Wakil Dekan Atsushi Chitose.

Baca Juga: KBRI Tokyo Pamerkan Kain Gringsing Bersama Kurume Kasuri Khas Jepang di Indonesian Diversity Festival

Atdikbud Yusli, dalam pertemuan ini, mengusulkan kerja sama pertukaran mahasiswa program sarjana dengan biaya mandiri agar semakin banyak mahasiswa S-1 Indonesia yang dapat mengimplementasikan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Program pertukaran mahasiswa S-1 sebagai wujud implementasi MBKM dapat dilakukan dengan biaya mandiri. Untuk menekan pembiayaan, program 1 semester dapat diselenggarakan dengan sistem hibrida, yakni empat bulan secara daring dan dua bulan secara luring di Jepang.

"Selain itu, mengingat IPB dan TUAT sudah memiliki nota kesepahaman, maka uang kuliah (tuition fee) dapat dihapus,” tutur Atdikbud Yusli yang meyakini bahwa dengan demikian, program ini dapat terselenggara dengan biaya minimal.

Baca Juga: KBRI Beijing Fasilitasi Pendirian Pusat Bahasa dan Inovasi di Enam Perguruan Tinggi Indonesia

“Ide program MBKM biaya mandiri dengan format tersebut ditanggapi positif oleh semua dekan yang hadir dalam pertemuan tersebut dan akan didiskusikan rinciannya untuk pelaksanaan ke depan,” ungkap Atdikbud Yusli.

Acara ini turut menghadirkan KBRI Tokyo, pihak perguruan tinggi, yaitu Institut Pertanian Bogor, Universitas Mulawarman dan TUAT, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, serta sektor swasta, yaitu Asosiasi Panel Kayu Indonesia (APKINDO) dan Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas.

Dalam kesempatan ini, Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi, menekankan pentingnya membangun kerja sama triple helix, yaitu kerja sama antara pemerintah, swasta, dan dunia akademik antara Indonesia dengan Jepang dalam bidang ketahanan pangan dan energi.

Baca Juga: KBRI Seoul Kembali Gelar Lomba Karya Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Korea Batch 2

Kedua bidang ini menjadi perhatian dari pimpinan kedua negara kita, baik Presiden Joko Widodo maupun Perdana Menteri Fumio Kishida pada saat lawatannya.

"KBRI Tokyo terus mendorong langkah-langkah awal yang konstruktif dalam penguatan kerja sama pendidikan, riset, dan teknologi kehutanan antara TUAT dan perguruan tinggi Indonesia, juga bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan KLHK,” ucap Dubes Heri.

Dubes Heri melanjutkan, langkah awal konkret kerja sama bidang kehutanan ini dapat dilakukan dengan membentuk tim kecil atau working group yang beranggotakan peneliti dari TUAT, KLHK, IPB dan Universitas Mulawarman serta pihak swasta yang hari ini hadir.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler