JURNAL SOREANG – Indonesia tak akan bisa lolos Piala Dunia seperti Jepang, benarkah merupakan kutukan? Cek faktanya.
Masyarakat Indonesia terkenal gila bola. Melihat Indonesia tampil di Piala Dunia merupakan mimpi semua masyarakat Indonesia.
Sepak bola menjadi olahraga nomor satu di Indonesia. Oleh sebab itu, sudah seharusnya Indonesia memiliki tim sepak bola hebat dan tampil di Piala Dunia.
Namun hingga kini Indonesia belum satu kali pun bisa tampil di Piala Dunia, terutama di tingkat senior.
Jangankan untuk tampil di Piala Dunia, tampil di piala Asia pun belum bisa. Bahkan di Asia Tenggara pun atau AFF, Indonesia tak pernah juara.
Sebenarnya dulu Indonesia pernah masuk Piala Dunia, tapi sebelum Indonesia merdeka dan kala itu Indonesia masih bernama Hindia Belanda.
Itu pun lolos Piala Dunia karena undangan, dan pemainnya pun bukan seluruhnya pemain Indonesia.
Tentu semua ini bukan lah kutukan jika Indonesia mau berubah dan berbenah ke arah lebih baik.
Berikut beberapa fakta yang mungkin menjadi penyebab Indonesia tak pernah lolos Piala Dunia.
Baca Juga: CEK FAKTA: Robert Albert Tinggalkan Persib, Diganti Mario Gomez atau Luis Milla?
- PSSI jalan di tempat
PSSI jalan di tempat menjadi salah-satu faktor utama penyebab sepak bola Indonesia tidak maju atau tidak berkembang.
Masyarakat kini banyak yang tidak percaya dengan PSSI. Hal itu disebabkan karena ulah yang dibuat PSSI.
Beberapa tahun lalu terdapat kasus mafia sepak bola yang menyeret petinggi PSSI.
Bahkan kasus mafia sepak bola dan penyuapan wasit pun selalu terjadi setiap tahunnya.
Hal tersebut membuat PSSI terkesan jalan ditempat alias tidak berubah ke arah lebih baik.
- Penggemar klub fanatik yang kampungan
Penggemar klub fanatik yang kampungan menjadi salah-satu faktor sepak bola Indonesia tidak maju-maju.
Baca Juga: Tenyata Klub Sepak Bola Tertua di Indonesia Bukan dari Jakarta, Ini 8 Klub Tertua yang Masih Eksis
Salah-satu contoh terjadi pada pertandingan Persib melawan Arema. Kala itu pertandingan digelar di Malang.
Pada saat itu Arema harus mengakui keunggulan Persib. Namun suporter Arema seakan tidak terima, lalu menerobos masuk ke lapangan.
Para pemain dan official pun diserang oleh suporter Arema. Bahkan pelatih Persib harus menerima perawatan medis setelah kepalanya terluka terkena lemparan batu.
Baca Juga: Wow! 10 Klub Sepak Bola Tertua di Indonesia, Apakah Klub Idolamu Termasuk?
Selain itu pemain Persib pernah mengalami penyerangan di dalam bis di stadion pakansari, Bogor.
Kala itu pemain asing Persib, Omid Nazari menjadi korban dan mengalami lebam di bagian mata.
Otomatis kejadian tersebut pun mendapat perhatian FIFA. Dampaknya para pemain kelas dunia menjadi berpikir dua kali untuk bermain di Indonesia.
- Pengelolaan klub seadanya
Pengelolaan klub seadanya menjadi salah-satu penyebab persepak bolaan Indonesia tidak maju-maju.
Baca Juga: Kenapa Sepak Bola Indonesia Kalah dari Jepang, Tak Pernah Lolos Piala Dunia? Ini Penyebabnya
Di liga 1 Indonesia saja sering terjadi kasus klub yang telat menggaji pemainnya.
Jika klub liga 1 saja seperti itu, bagaimana dengan klub liga 2 atau liga 3? Padahal gaji yang lancar akan membuat pemain senang dan bersemangat.
Selain itu, fasilitas klub pun tidak memadai bahkan banyak yang tidak layak. Fasilitas latihan dan stadion pun terkesan seadanya dan jauh dari kata baik.
Baca Juga: Nama-nama Pelatih yang Dirumorkan Gabung Persib Gantikan Robert Alberts
Walau memang kini ada beberapa klub liga 1 yang sudah baik dalam sistim pengelolaan klubnya.
- Oknum perusak sepak bola
Seperti yang telah banyak diketahui bahwa di sepak bola Indonesia masih banyak terdapat oknum perusak sepak bola.
Mulai dari oknum pengaturan skor, oknum tiket masuk ke stadion, sampai oknum penyuapan wasit banyak terjadi di sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Cek Fakta! Salah Satu Wasit Wanita Cantik Ini, Akan Memimpin Pertandingan di Piala Wanita Asia 2022
Oknum perusak sepak bola tersebut seolah-olah telah lumrah terjadi.
Bahkan ngerinya lagi, oknum perusak sepak bola tersebut seperti tidak ada takutnya dengan sanksi yang di dapat.
Sanksi dari PSSI seperti sudah tidak ada harganya lagi. Atau jangan-jangan para oknum perusak sepak bola tersebut ada permainan dengan PSSI?
Beberapa tahun lalu sempat terungkap kasus mafia sepak bola, dan kasus tersebut menyeret anggota PSSI.***