Bule Amerika Ini Tohok Perasaan Orang Indonesia Gegara Dirinya 'Ngaret', Begini Penjelasannya

15 Januari 2022, 13:22 WIB
Di Amerika tidak berlaku "jam karet" alias terlambat atau tidak tepat waktu, seperti kebiasaan di Indonesia. /Foto dari pixabay.com /

JURNAL SOREANG - Di Amerika tidak ada kebiasaan "ngaret" atau "jam karet", karena budaya di sana adalah tepat waktu

Seorang Antropolog Amerika, Larry Taylor mengatakan bahwa di Negeri Paman Sam, bila suatu acara "ngaret" hingga lima belas menit, maka acara tersebut dianggap tidak penting lagi.

Dalam hal menunggu seseorang pun begitu. Di Amerika, jika sampai lima belas menit, orang yang ditunggu dalam suatu acara belum datang jua, maka ia dianggap tidak penting lagi.

Baca Juga: Keluarkan Surat Edaran, Kemenkes Minta Masyarakat Disiplin Jalankan Prokes Selama Ramadhan

Bagitu kata Baba Rahmat kepada Jurnal Soreang, Sabtu, 15 Januari 2022.

Ia pernah berteman dengan Larry Taylor, dari 1997 hingga 2003.

Dalam pertemanan itu, Baba mengalami hal lucu. Begini ceritanya.

Pada suatu hari, Baba dan Larry bikin janji untuk bertemu di kediaman bule tersebut, di Kota Bandung.

Meski bukan orang Amerika, sebagai orang Indonesia Baba tidak suka dengan "jam karet" alias kebiasaan tidak tepat waktu.

Baca Juga: Momen Hari Jadi Kabupaten Bandung ke 380, Gun Gun Gunawan Ajak Masyarakat Disiplin Prokes dan Selalu Berdoa

Baginya, kebiasaan "ngaret" itu kebiasaan buruk yang wajib ditinggalkan, karena hal tersebut sama dengan tidak menghargai waktu, juga tidak sesuai dengan "Demi Waktu" sebagaimana Allah sabdakan dalam Al-Qur'an.

Nah, pada saat punya janji bertemu dengan Larry pun, Baba berusaha tepat waktu.

Alhamdulillah, katanya, ia bisa tiba di kediaman Larry dengan tepat waktu.

Tapi, sayang sekali, saat itu Larry sedang tidak ada di rumah. Ia sedang pergi untuk suatu urusan.

Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Kapolri: Seluruh Pihak Tidak Lengah Disiplin Protokol Kesehatan

Baba mencoba sabar menunggu kedatangan Larry. Namun, sudah lebih dari lima belas menit, Larry belum jua datang.

Baba ingat pada kata-kata Larry, bahwa di Amerika, jika "ngaret" hingga lima belas menit, maka suatu acara tidak lagi menjadi penting.

Hampir satu jam menunggu, akhirnya Baba memutuskan untuk pulang.

Tapi, pada saat itu Larry datang. Ia langsung memohon maaf kepada Baba. Sayang sekali ujung dari permohonan maafnya malah menohok perasaan Baba.

"Aduh maaf saya sudah menjadi seperti orang Indonesia," katanya dengan logat Amerika.

Baca Juga: Capaian Vaksin Baru 18 Persen, Kabupaten Bandung Mendekati Zona Hijau, Kang DS: Ini Berkat Nakes dan Disiplin

Sudah menjadi seperti orang Indonesia, berarti suka "ngaret" layaknya kebiasaan banyak orang di negeri ini.

Baba geram dengar kata-kata Larry yang menohok perasaan itu. Tapi ia tak bisa marah, karena memang hingga kini faktanya memang begitu: orang Indonesia pada umumnya suka "ngaret".

Jika begitu ceritanya, apakah orang Indonesia akan menjadi seperti orang Amerika jika tinggal di sana? ***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler