Bukan di Brunei Darussalam, Tapi di Alaska! Pekerjaan ini Sepi Peminat, Padahal Gajinya 244 Juta Per Bulannya.

14 Januari 2022, 14:14 WIB
Nelayan tengah memperlihatkan hasil tanggapaknnya /

 

JURNAL SOREANG- Bukan di Brunei Darussalam, tapi di Alaska. Pekerjaan ini, memiliki gaji yang sangat fantastis, namun sayang sangat kurang peminat. 

Konon, pekerjaan ini dibayar dengan upah US$ 2000 atau, setara dengan Rp244 juta setiap bulannya.

Para nelayan di Alaska, bisa mendapatkan upah Rp244 juta sebulannya jika bersedia melakukan pekerjaan seperti ini, namun tentunya hal tersebut tidaklah mudah didapatkan.

Baca Juga: 5 Fakta Mengejutkan Mariana Trench, Palung Terdalam di Dunia

Semua orang, tentu menginginkan upah kerja yang sangat tinggi, namun sayanganya hal tersebut selalu berbanding lurus dengan tanggungjawab besar, dan resiko yang harus dihadapi.

Itulah sebabnya, meski terdapat beberapa jenis pekerjaan yang meberikan upah yang sangat besar, tidak semua orang bersedia melakukannya.

Seperti halnya, pekerjaan menangkap kepiting Raja Alaska, yang konon setiap penangkap kepiting tersebut mendapat bayaran raturan juta setiap bulannya.

Baca Juga: 5 Stadion Tertua di Seluruh Dunia, Salah Satunya Ada yang Sudah Berumur 114 Tahun Masih Eksis Hingga Sekarang

Meski profesi ini sangat tinggi dan sangat menjanjikan secara finansial, namun nyatanya hanya segelintir orang yang bersedia melakukannya.

Kepiting raja Alaska memang terkenal sangat mahal. Di Indonesia menu kepiting ini bisa didapatkan disalah satu restoran seafood terkemuka di Jakarta.

Ditempat ini, kepiting raja Alaska dihargai 1 juta, hingga 1,2 juta per kilonya. Sementara itu, menu King Crab dibanderal dengan harga 4 juta per dua kilonya.

Baca Juga: Akui Kenal Narkoba Sejak 2011, Ini Alasan Ardhito Pramono Gunakan Ganja dalam Pekerjaannya

Mahalnya harga kepiting ini, tentunya tidak lepas dengan susahnya menangkap kepiting ini, bahkan banyak nelayan yang mengorbankan nyawa mereka dalam misi menangkap kepiting raja Alaska.

Tahun 2007, dari 100 ribu nelayan. 128 orang meninggal saat menangkap kepiting raja Alaska. Kematian para nelayan ini disebabkan oleh ganasnya cuaca perairan Alaska yang menghantam kapal-kapal para nelayan ini.

Penangkapan kepiting raja Alaska ini, tidak bisa setiap hari dilakukan namun ada waktu-waktu tertentu, biasanya pada bulan-bulan musim dingin, yakni pada Oktober, hingga Januari.

Baca Juga: Link 'What Did Hubble See On Your Birtday?', untuk Melihat Benda Langit Apa di Tanggal Ulang Tahun Anda

Bulan-bulan tersebut, biasanya kepiting-kepiting raja Alaska keluar dari sarangnya yang berada di perairan lepas pantai Alaska, dan kepulauan Aleut.

Panen komersial ini dilakukan pada musim yang sangat pendek dan hasil panen tersebut, dikirim ke seluruh duia.

Mengerikannya, cuaca ekstrim pada bulan tersebut menyebabkan ombak dilaut lepas mengamuk petir, badai, bongkahan es, dan hujan lebat menjadi sahabat para nelayan.

Baca Juga: Prof Elly: Ada Dua Hal Pokok Sebagai Langkah Cerdas Mempersiapkan Generasi Emas, Ini Penjelasannya

Ditengah laut yang ganas itu, mereka harus selalu memperhatikan apa yang terjadi disekitarnya. Mereka harus siap diserang kepiting-kepiting ganas dengan ukuran raksasa.

Selain itu, mereka juga harus bekerja di atas laut dengan suhu dibawah nol derajat celsius selama 20 jam setiap harinya.

Dengan pekerjaan yang begitu sulit dan sangat berbahaya tersebut, setiap pekerja biasanya selalu pulang dengan banyak luka di seluruh tubuhnya.

Baca Juga: 3 Jenis Rumput yang Paling Banyak Digunakan oleh Stadion Sepakbola Terbesar di Dunia

Namun demikian, pengorbanan yang dilakukan para nelayan ini ternyata cukup sebanding dengan gaji yang didapatkan.

Setiap bulannya, nelayan penangkap kepiting raja Alaska bergaji US$ 2000, atau setara dengan Rp244 juta.

Dengan segala pengorbanan para nelayan itu, maka tidak mengherankan jika kemudian, satu porsi kepiting ini dibandrol dengan harga yang sangat fantastis.***

Editor: Dadan Triatna

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler