Mengenal Wari’, Suku Kanibal yang Masih Eksis hingga Kini, Hobi Makan Mayat Musuh dan Anggota Sendiri

22 Desember 2021, 09:39 WIB
Ilustrasi Suku Wari', suku kanibal yang suka makan anggota sendiri/tangkapan layar / Intan Chanel

JURNAL SOREANG – Terdapat sebuah suku kanibal yang mendiami benua Amerika, mereka disebut dengan Wari’ atau juga disebut Pakaa Nova.

Alasan suku kanibal Wari’ ini disebut Pakaa Nova, karena untuk pertama kalinya mereka ditemukan di sebuang sungai dengan nama yang sama.

Suku kanibal Wari’ ini secara harfiah memiliki arti rakyat atau ‘kita’ dalam bahasa yang mereka gunakan.

Baca Juga: Mantap Banget! Bisa Mencegah Sel Kanker, Simak Manfaat Daun Kelor Lainnya Untuk Kesehatan

Wari’ menjadi salah satu suku yang tersisa dalam bahasa rumpun Txapakura, karena sebagian penutur bahasa ini telah punah.

Selain Wari’ ada beberapa suku lain yang menggunakan bahasa rumpun sama, di antaranya Tora, Mora atau Itenes.

Kebiasaan untuk memakan manusia ini nampaknya berasal dari anggapan yang diyakini oleh suku Wari’.

Baca Juga: 3 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengaplikasikan Serum

Mereka menganggap bahwa musuh mereka sama dengan hewan buruan dan mereka akan menganggap musuh setiap orang yang bukan bagian dari mereka.

Setelah mereka berhasil untuk membunuh musuh, orang-orang Wari’ ini kemudian akan memakannya.

Akan tetapi, ternyata orang-orang Wari’ ini tidaknya memakan musuh saja, mereka juga memakan mayar anggota mereka sendiri.

Baca Juga: Cek Kandungan Serum Sesuai Kebutuhan Kulitmu, Inilah Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Membeli Serum

Kemudian ritual kematian pun dimulai ketika anggota mereka mengalami sekarat atau kematian diiringi dengan tangisan.

Ada dua pembedaan yang terjadi ketika ritual ini, ‘kerabat dekat’ atau ‘kerabat sejati’ dan ‘kerabat jauh.’

Selama ritual ini, dua sampai tiga hari mayat akan mulai membusuk dan mereka akan memotong dan membakar mayat tersebut.

Baca Juga: Inilah Kesalahan Pemakaian Serum yang Membuat Kulit Kusam

Setelah daging sudah siap dimakan, kerabat dekat akan merobek-robeknya dan diletakkan di atas tikar anyaman.

Kerabat dekat itu pun akan meminta kerabat jauh untuk memakannya dan harus menghindari daging yang dimakan untuk tersentuh tangan.

Cara mereka memakan mayat tersebut harus menggunakan semacam tusuk sate kecil dan dimasukkan ke mulut mereka dengan hati-hati.

Baca Juga: Persija Masih Perlu Rekrut Pemain Baru, Ini Penyebabnya

Para kerabat jauh ini diharuskan memakan daging mayat ini tidak terlihat lahap, seolah-olah daging buruan.

Karena rasanya yang tidak enak dan mulai membusuk, mereka hanya memakan sebagian dari daging mayat tersebut.

Lalu kerabat dekat akan memutuskan untuk membakar tulang atau menguburnya bersama bumbu yang mereka buat.***

 

Editor: Handri

Sumber: pib.socioambiental.org

Tags

Terkini

Terpopuler