Terungkap! Inilah Alasan Mengapa Suku Sentinel Menutup Diri Dari Dunia Luar

21 Desember 2021, 19:56 WIB
Potret komandan angkatan laut Inggris yang pernah menawan beberapa orang Suku Sentinel pada 1879 /Wildan Apriadi /twitter @RespectableLaw

JURNAL SOREANG - Suku Sentinel dikenal primitif dan tidak ramah terhadap intervensi serta campur tangan dunia luar.

Berita menghebohkan mengenai kekasaran Suku Sentinel ini pun terjadi lagi beberapa tahun ke belakang, saat seorang penjelajah bernama John Allen Chau tewas di pulau tersebut setelah dibunuh penduduk setempat.

Lantas, apa sebenarnya yang menjadi alasan kuat Suku Sentinel enggak memberi akses kepada orang asing dan dunia luar?

Baca Juga: Kenapa Striker Lokal Selalu Kalah Saing Dengan Pemain Asing di Liga 1? Simak Penjelasannya

Seperti dilansir laman Listverse.com, diperkirakan Suku Sentinel mengalami trauma dengan orang asing akibat sebuah kejadian yang menimpa beberapa warga mereka pada tahun 1879.

Pada tahun itu, pemerintah Inggris memberi mandat kepada seorang Komandan Angkatan Laut bernama Maurice Portman, untuk mengemban tanggung jawab atas Kepulauan Andaman dan Nicobar, di mana pulau dan Suku Sentinel itu berada.

Meskipun Kerajaan Inggris tidak memiliki hak khusus atas wilayah itu, tapi biasanya pulau-pulau terbesar digunakan sebagai pos terdepan kekaisaran, termasuk Pulau Sentinel Utara yang ada di dalamnya.

Portman kamudian memimpin ekspedisi ke pulau itu. Ketika dia dan pasukannya tiba di pusat pemukiman, dia menemukan sebuah gubuk.

Baca Juga: Simak! Penyandang Disabilitas Bisa Diterima Kerja di Amerika, Yang Penting Penuhi 2 Hal Ini

Penghuni gubuk tersebut langsung melarikan diri ke dalam hutan begitu melihat Portman dan pasukannya mendekat. 

Orang-orang asing ini kemudian mengobrak-abrik harta benda penduduk pulau dan kemudian mengejarnya.

Setelah beberapa hari di pulau tersebut, tim ekspedisi menemukan sebuah keluarga yang terdiri dari pasangan orang tua dan empat anak. 

Keluarga dari Suku Sentinel ini kemudian dibawa ke pelabuhan Port Blair dan ditawan beberapa waktu oleh komandan Portman di sana.

Baca Juga: Harta Kekayaan Melimpah, 5 Artis dan Aktor Hollywood Ini Lebih Memilih Hidup Sederhana

Sayangnya, para tawanan dengan cepat mulai sakit. Bahkan, pasangan lansia itu meninggal dalam beberapa hari. 

Diperkirakan bahwa isolasi mereka dari dunia telah membuat suku Sentinel sangat rentan terhadap penyakit.

Melihat keempat anaknya pun sekarat, Portman mengirim mereka kembali ke pulau asal mereka tinggal. 

Dia menurunkan mereka di pantai dengan meninggalkan hadiah seperti makanan, selimut, plus patogen atau penyakit mematikan yang diidap anak-anak tersebut yang bisa menularkan penyakitnya kepada penduduk lain di pulau itu. 

Baca Juga: Ternyata Kerja di Amerika tak Perlu Ijazah dan Mahir Bahasa Inggris, Cukup 2 Hal Ini Modal Utamanya

Tidak diketahui apakah ada anak-anak yang selamat atau berapa banyak penduduk pulau yang juga menjadi sakit karena tindakan Portman kala itu.

Namun, atas kejadian itu Portman menyadari dan menulis bahwa “Ekspedisi ini tidak berhasil. Kami tidak dapat dikatakan telah melakukan apa pun selain meningkatkan teror umum kepada mereka, dan permusuhan kepada semua pendatang,"

Saat itu, diyakini populasi suku Sentinel masih mencapai 8.000 orang, dan sekarang jumlah mereka diprediksikan tidak lebih dari 500 orang.

Disinyalir, tragedi itulah yang menjadi penyebab kuat mengapa Suku Sentinel enggan kembali berurusan dengan orang luar.

Baca Juga: Tak Banyak Tahu, Inilah 10 Pekerjaan di Bidang Penerbangan yang Dibayar Mahal Hingga Miliaran

Selama berabad-abad berikutnya, hampir setiap orang yang berkunjung ke pulau itu mereka sambut dengan terjangan anak panah.

Seperti John Allen Chau yang meninggal secara tragis pada tahun 2018 atau pada 1970-an saat sutradara film dokumenter National Geographic terkena satu panah pada bagian kakinya.***

Editor: Rustandi

Sumber: Listverse

Tags

Terkini

Terpopuler