Cantik, Tegas Dalam Memimpin Sejarah Kepemimpinan Ratu Shima di Kerajaan Kalingga

11 Desember 2021, 09:28 WIB
Cantik, Tegas Dalam Memimpin Sejarah Kepemimpinan Ratu Shima di Kerajaan Kalingga /Yoga mulyana /tangkap layar instagram @fredericaranda

JURNAL SOREAN - Ratu Shima dikenal sebagai pemimpin Kerajaan Kalingga yang tegas dan memerintah pada 674-695 M.

Ratu Shima memerintah Kerajaan Kalingga untuk menggantikan suaminya, Raja Kartikeyasingha, yang wafat pada 674 Masehi.

Berkat ketegasan Ratu Shima selama memimpin, Kerajaan Kalingga dikenal di seluruh dunia kala itu.

Baca Juga: Wow! 7 Negara ini Mengizinkan Warganya atau Wisatawan Melakukan Kegiatan Seks Bebas

Kalingga disebut juga Keling atau Holing adalah kerajaan Hindu yang pernah menjadi salah satu pemerintahan terbesar di Jawa, berpusat di pesisir pantai utara Jawa, tepatnya di wilayah yang kini bernama Jepara, Jawa Tengah.

Nama Shima kerap diidentikkan dengan istilah simo yang berarti “singa". Namun, julukan ini tidak membuat sang ratu ditakuti, justru dicintai oleh seluruh rakyatnya.

Ratu Shima merupakan anak dari seorang pemuka agama Hindu-Syiwa.

Ia lahir pada 611 M di Sumatera bagian selatan dan baru pindah ke Jepara setelah menikah dengan pangeran dari Kalingga, Kartikeyasinga, yang kemudian menjadi raja dari tahun 648 hingga wafat pada 674 M.

Baca Juga: Fakta Menarik Putri Leonor Spanyol, Cantik Bak Bidadari Dijamin Bikin Jutaan Pria Jatuh Cinta

Di masa kepemimpinannya, terdapat cerita legenda tentang ketegasan Ratu Shima. Suatu hari, seorang raja bernama Ta-Shih ingin menguji ketegasan Ratu Shima. Raja yang dikatakan berasal dari Timur Tengah ini pergi ke Kerajaan Kalingga.

Secara diam-diam, ia meletakkan sekantong emas di persimpangan jalan, dekat dengan alun-alun kerajaan. Ia ingin mengetahui apakah ada rakyat Kalingga yang berani mengambil barang yang bukan milik mereka.

Setelah beberapa bulan, ternyata kantung tersebut masih tergeletak di sana. Akan tetapi, terjadi kesalahpahaman ketika Pangeran Narayana yang merupakan putra Ratu Shima tidak sengaja menyentuh kantung tersebut dengan kakinya.

Sebagai seorang ibu, Ratu Shima tidak pandang bulu dalam memberikan hukuman. Ia menjatuhkan hukuman mati kepada Narayana meskipun sebenarnya Ratu Shima sangat menyayanginya.

Baca Juga: 9 Aktris Cantik Pemeran Lady Diana Putri Kerajaan Inggris di Serial TV dan Film, Mana yang Paling Mirip?

Seluruh pejabat dan keluarga istana Kerajaan Kalingga memohon keringanan kepada Ratu Shima agar pangeran Narayana diberikan ampunan.

Namun, Ratu Shima masih tetap dengan pendiriannya untuk menegakkan keadilan. Akhirnya, hukuman mati dibatalkan dan kaki Narayana dipotong sebagai hukumannya karena telah menyentuh barang yang bukan miliknya.

Berkat cerita yang legendaris itu, Ratu Shima dianggap sebagai sosok pemimpin yang cenderung tegas serta keras.

Ia bukan hanya mencerminkan sifatnya ini pada kasus pencurian melainkan juga di hal-hal lain. Di masa kepemimpinannya, Kerajaan Kalingga mencapai puncak keemasan.

Baca Juga: Poligami Dinilai Biasa dan Merupakan Tradisi, Berikut Raja yang Miliki Istri Hingga Ratusan

Berdasarkan catatan Ismawati dan kawan-kawan dalam Continuity And Change: Tradisi Pemikiran Islam di Jawa (2006,36), Kalingga mengambil-alih peran Bandar dagang teramai yang awalnya dikuasai oleh Kerajaan Tarumanegara di pesisir utara Jawa bagian barat.

Bukan hanya itu, Kerajaan Kalingga juga telah menjalin kerja sama dengan Kekaisaran Cina sejak abad ke-5 M.

Selain itu, Ratu Shima juga berhasil mengembangkan sektor pertanian serta kerajinan tangan untuk meningkatkan ekonomi Kerajaan Kalingga.

Setelah memimpin selama 21 tahun, pada 695 M Ratu Shima meninggal dunia. Wilayah Kerajaan Kalingga kemudian dibagi menjadi dua untuk anak-anaknya.

Baca Juga: Presiden Soeharto Dinobatkan Jadi Pemimpin Paling Korup di Dunia, Transparency International Ungkap Alasannya

Dalam buku Pustaka Raja-raja di Bumi Nusantara (1991:63), Atja Wangsakerta mengungkapkan, Pangeran Parwati yang diperistri Rahyang Mandiminyak dari Kerajaan Sunda-Galuh menguasai Kalingga utara. Sedangkan, bagian selatan diserahkan kepada Pangeran Narayana.

Namun, sepeninggal Ratu Shima ternyata kerajaan Kalingga di sereng hingga akhirnya hancur dengan kemungkinan disebabkan oleh serangan dari Kerajaan Sriwijaya.

Menurut Anton Dwi Laksono dalam Kebudayaan dan Kerajaan Hindu Budha di Indonesia (2018), pada 752 M, Kerajaan Kalingga menjadi wilayah taklukan Sriwijaya.***

Editor: Rustandi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler