JURNAL SOREANG - Kapal Van Der Wijck adalah sebuah kapal penumpang yang mewah dan indah.
Kapal Van Der Wijck juga merupakan kapal kargo penumpang yang bertenaga uap.
Nama Kapal Van Der Wijck sendiri berasal dari nama Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Jonkeer Carel Herman Aart van Der Wijck.
Jenderal Jonkeer Carel menjadi Gubernur Hindia-Belanda pada tahun 1893 hingga tahun 1899.
Kapal Van Der Wijck pertama kali berlayar pada tahun 1921.
Pelayaran pertama kapal itu adalah dari Feyenoord, Rotterdam menuju Hindia Belanda (Indonesia.)
Kapal Van Der Wijck menjadi sarana transportasi yang menghubungkan antar kota besar.
Baca Juga: Cantik Banyak Fans! Sosok Anak Mantan Istri Muda Sultan Hassanal Bolkiah, Raja Brunei Darussalam
Kota besar itu seperti Palembang, Batavia (Jakarta), Semarang, Surabaya, Buleleng, dan Makassar.
Tak hanya itu, Kapal Van Der Wijck juga menghubungkan wilayah koloni Belanda di Afrika dan Asia Timur.
Kapal Van Der Wijck karam di laut Jawa saat sedang berlayar pada 20 Oktober 1936.
Tenggelam saat berlayar dari Buleleng, Bali menuju Semarang, setelah singgah di Surabaya.
Kapal Van Der Wijck mulai miring saat berada 64 kilometer barat daya Surabaya.
Menurut surat kabar Australia, The Queenslander yang terbit pada 22 Oktober 1936, hanya butuh enam menit hingga seluruh badan kapal itu lenyap.
Kapal Van Der Wijck tenggelam di sekitar perairan Lamongan.
Diperkirakan ada 250 orang yang berada di dalam kapal tersebut.
Dengan kejadian tenggelamnya Kapal Van Der Wijck itu kemudian dibuat monumen tanda peringatan Kapal Van Der Wijck.
Monumen itu dibangun di kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Lamongan.
Pembangunan monumen Van Der Wijck sebagai rasa terimakasih Pemerintah Hindia Belanda kepada warga dan untuk mengenang tenggelamnya kapal.
Kisah tenggelamnya kapal ini dijadikan inspirasi dari cerita fiksi ‘Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck’.
Baca Juga: 5 Anime Seru Bertema Olahraga dan Sport Selain Captain Tsubasa, Dijamin Bikin Pengen Hidup Sehat!
Kisah itu dimuat kedalam sebuah Novel yang ditulis oleh Buyah Hamka.
Lalu diangkat menjadi film layar lebar pada tahun 2013 yang disutradai oleh Sunil Soraya.***