Puncak dari Lokovasia 2023 adalah konser yang digelar pada 18 dan 19 November di Art Centre, Bali. Konser tersebut tidak hanya bertujuan sebagai wadah untuk merepresentasikan kekayaan musik tradisi Indonesia, tetapi juga sebagai sarana apresiasi bagi para peserta.
Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, menyampaikan harapannya bahwa Lokovasia 2023 dapat menjadi penghubung bagi produksi karya musik tradisi, baik dalam gaya klasik maupun kontemporer.
Dengan demikian, munculnya karya musik tradisi melalui program Lokovasia yang bergerak secara progresif diharapkan dapat ikut memperkuat ekosistem musik di Indonesia.
“Arus pergerakannya didasarkan pada perspektif yang komprehensif serta semangat kreasi yang inovatif,” ujar Mahendra.
Dia juga berharap Lokovasia 2023 dapat menjadi wadah untuk menghimpun dan menyebarluaskan semangat anak-anak muda melalui cinta kepada musik tradisi.
“Semoga tindak lanjut dari Lokovasia ini benar-benar dapat menjadi wadah yang serius untuk memupuk dan mengembangkan semangat generasi muda Indonesia dalam mencintai musik tradisinya,” tambah Mahendra.
Pada konser malam puncak Lokovasia 2023, selain penampilan yang memukau dari peserta, juga dilakukan penyerahan buku literasi Lokovasia. Buku ini berisi catatan perjalanan yang menakjubkan dalam dunia musik tradisi Indonesia melalui program Lokovasia tahun 2023.
Konser ini menjadi panggung bagi berbagai grup musik seperti Karinding Sadulur dari Tasikmalaya, Taksu Agung dari Badung, Bali, Jayadwara Percussion dari Sumedang, Damar Art dari Banyuwangi, Gamelan Kalatidha dari Surakarta, Senbi Ensemble dari Jambi, Ganan Lunuk dari Palangkaraya, Madifo dari Ternate, dan Sanggar Seni Kembang Bali dari Tabanan.