Zein Permana sebagai Akademisi Psikologi memberikan tanggapan mengena konflik yang terjadi pada film ini.
Dalam postingan instragramnya zein mengungkapakan bahwa “Kupikir film noktah merah perkawinan itu tentang perselingkuhan ternyata tentang komunikasi dalam pernikahan, sangat hidup dan berasa sekali” Lebih lanjut zein permana menyebutkan bahwa ada sebuah teori kompresi komunikasi dalam pernikahan.
Ia menyebutkan bahwa dalam teori tersebut ekspresi seseorang kedalam bentuk kata kepada pasangan akan menjadi semakin sedikit contohnya:
Biasanya “Sayangku, duhai kekasih, tolong ambilkan handphone ya” menjadi “yang tolong handphone dong!” dan semakin lama menjadi “Handphone,sini”
Baca Juga: Tes Kepribadian: Jendela yang Dipilih Bisa Mengungkap Prediksi Masa Depan Anda
Komunikasi memang menjadi makin efisien tapi disisi lain akan menjadi semakin hampa. Menjadikan hilangnya makna dan juga value yang disampaikan dalam komunikasi tersebut. Sehingga menjadikan tak adanya ekpresi pikiran serta perasaan yang tersampaikan. Dan memiliki imbas kesejahteraan psikologi pun terabaikan.
Kompresi pada komunikasi ini pun menimbulkan sebuah ilusi bahwa pasangan berubah dan orang yang baru lebih menyenangkan.
Sebagai penutup zein menyampakan bahwa dari fenomena tersebut mestinya kita belajar semakin mencintai seseorang maka komunikasi kita mestinya tidak terkompresi. Malah jadi makin terekspresi. Yuk bercermin, bagaimana relasi sama orang-orang yang kita cintai? Berani? Pungkas zein.
Postingan tersebut pun di like sebanyak 355.149kali pada instagram dan dikomentar 151 komentar serta dibagikan berkali-kali pada banyak platfrom. Dikolom komentar pun terlihat banyak netizen yang membagikan kisah asmaranya dan sesekali ditanggapi oleh zein.***