Sudah cukup maaf yang aku berikan
Namun tak jua menyadarkanmu
Bila tubuh semakin terbungkus nafsu
Hatimu pun semakin membatu
Kini biarlah aku yang mengalah
Agar engkau puas
Mengumbar nafsumu
Untuk apa aku menyulam kain yang rapuh
Mengharap hujan jatuh di terik mentari
Engkaulah cawan yang terluka
Percuma harapkan isinya
Lautan pun aku tuangkan
Hausmu pun tak pernah sirna
Untuk apa aku menyulam kain yang rapuh
Mengharap hujan jatuh di terik mentari.***