Hampir Dua Tahun Mati Suri Kini Grup Musik Islami Mulai Bisa Bernapas, Ini Penyebabnya

- 14 Desember 2021, 10:35 WIB
Grup Gambus Radwa yang kini mulai bernapas lagi
Grup Gambus Radwa yang kini mulai bernapas lagi /Istimewa/

JURNAL SOREANG- Akibat pandemi Covid-19 lebih dari setahun ini sehingga grup musik Islami seperti gambus juga ikut terimbas bahkan kondisinya mati suri.

Namun, seiring pelonggaran aturan dengan kondisi Covid-19 yang mulai melandai sehingga   permintaan manggung sudah mulai berdatangan meski masih terbatas.

"Alhamdulillah sudah mulai ada undangan manggung meski kadang sudah dipesan. Moga jangan dibatalkan lagi seperti bulan-bulan sebelumnya," kata Manajer Grup Gambus Radwa, Rana Satriana (43) saat ditemui di SMP Assalaam Jln. Sasak gantung, Kota Bandung, Senin 13 Desember 2021.

Baca Juga: Bens Leo Pengamat Musik Tutup Usia Setelah Berjuang Melawan Covid-19 Senin 29 November 2021

Saat pandemi sejak Maret tahun  2020 sehingga tidak ada pesanan manggung sama sekali.

Kalau pun ada  pesanan manggung kemudian dibatalkan meski panitia sudah memberikan uang muka.

"Alasan batal biasanya soal perizinan. Pandemi membuat seniman amat susah hidupnya karena Radwa saja hanya tampil sekali dalam sebulan," ujarnya.

Hanya, Rana merasa bersyukur karena mulai Ramadhan kemarin  lalu mulai ada pesanan manggung meski dari satu hotel dan tampil virtual di Pendopo walikota Bandung.

Baca Juga: KJRI Osaka Kenalkan Angklung Sebagai Alat Musik Khas Jawa Barat pada Siswa Sekolah di Jepang, Begini Hasilnya

"Bulan Syawal identik dengan bulan hajatan sehingga sudah ada pesanan manggung. Semoga tidak ada pembatalan mendadak," ujarnya.

Demikian juga  Gambus Radwa di akhir tahun ini masih diberi kepercayaan tampil di Cipanas Cianjur.

"Alhamdulillah kabar baiknya lagi di tahun  2022  sudah ada agenda  menghibur di beberapa hotel di kota Bandung dan instansi swasta dan pemerintahan, semoga pendemi Corona mereda dan Gambus Radwa bisa berkarya lagi di acara-acara pernikahan, syukuran, maupun peringatan hari besar Islam," ujarnya.

Baca Juga: Meriah, Festival Al Barzanji di MUI Kabupaten Bandung, Tahun Ini Tidak Pakai 'Band Kepret'

Rana yang menjadi basis Radwa dan guru SMP Assalaam ini mengakui bukan perkara mudah bagi seorang guru untuk aktif di musik khas Timur Tengah yakni gambus.

"Apalagi  gambus masih identik dengan musik pinggiran dan desa-desa untuk kalangan menengah ke bawah.
Saya sendiri ingin membawa musik gambus ini ke tingkat yang elite dengan tampil di hotel-hotel, instansi pemerintah maupun bank dengan penikmat kalangan menengah atas," katanya.

Dia menambahkan, gambus Radwa dirintis tahun 2008 dengan nama gambus Assalaam dengan personel para guru Assalaam.

Baca Juga: Grup Musik Islami Mulai Bisa Bernapas Meski Pembatalan Manggung Sering Terjadi

"Para guru yang senang musik berkolaborasi dengan para musisi gambus di Bandung. Dari gambus Assalaam ini lalu membentuk grup Radwa pada tahun 2018," ujar guru olahraga SMP Assalaam.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah