Untuk menghemat Merry menyiasatinya hanya dengan makan mie instan di pagi hari dan makan siang hanya dengan dua lembar roti tanpa selai, ia juga mengikuti seminar serta perkumpulan di malam hari demi mendapatkan makan gratis, bahkan untuk minum saja ia sampai mengambil air keran atau tap water dari kampusnya.
Baca Juga: Melepas Rindu, Jokowi Bagikan Momen Kebesamaan dengan Jan Ethes
Hal tersebut terus berjalan setiap hari di tahun pertama kuliahnya , karena keadaan tersebut Merry pun terdorong untuk mencari pekerjaan di luar, mulai dari membagikan pamflet atau brosur , menjadi seorang penjaga toko bunga , menjadi pelayan Banquet di hotel , dan ketika Merry menyadari bahwa hidupnya tidak berubah meski sudah memasuki tahun kedua , ia pun mulai membangun mimpinya.
Karena ia tidak memiliki latar belakang pendidikan dan juga bisnis.
Merry mengumpulkan informasi dengan mengikuti berbagai seminar serta melibatkan diri dalam organisasi kemahasiswaan yang berhubungan dengan dunia bisnis.***